Tweet |
Tahapan
pembuatan bioetanol berbahan dasar singkong, dengan cara mengupas
singkong kemudian dipotong kecil kemudian mengawetkan singkong dengan
cara dikeringkan hingga kadar air 6 persen (gaplek).
Setelah
itu, gaplek dimasukkan ke dalam tangki berkapasitas 120 liter sebanyak
25 kilogram. Selanjutnya ditambahkan air hingga mencapai volume 100
liter dan dipanaskan hingga suhu mencapai 100 derajat celsius dan diaduk
selama 30 menit sampai mengental.
Bubur
gaplek kemudian dimasukkan kedalam tangki skarifikasi (proses
penguraian pati menjadai glukosa), kemudian dimasukkan cendawan
Aspergillus sp sebagai pengurai setelah bubur dalam keadaan dingin. Tiap
100 liter bubur pati diperlukan 10 liter larutan cendawan Aspergillus
sp atau 10 persen dari bubur.
Setelah
dua jam air akan terpisah dari endapan gula kemudian difermentasi.
Tangki fermentasi ditutup rapat umtuk mencegah kontaminasi. Proses
fermentasi secara anaerob (tidak membutuhkan udara) pada suhu 28 derajat
hingga 32 derajat.
Setelah
2 – 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan, yaitu, lapisan
terbawah berupa endapan protein, lapisan tengah air dan lapisan teratas
etanol. Hasil fermentasi disebut bir yang mengandung 6 – 12 % etanol.
Bir kemudian disedot dan dipisahkan dari endapan protein dengan
disaring.
Bir
kemudian disuling (destilasi) untuk memisahkan etanol dari air pada
suhu 78 derajat celsius. Dari penyulingan dihasilkan etanol 95 persen.
Untuk dapat larut dalam bensin diperlukan etanol 99 persen (etanol
kering) sehingga dilakukan destilasi absorbent dengan cara etanol kering
dipanaskan pada suhu 100 derajat selsius dan dihasilkan 10 liter etanol
kering. (*)
0 comments:
Posting Komentar