Sabtu, 26 November 2011

Singkong Jadi Etanol


Singkong sebagai bahan baku nabati (BBN) dapat diolah menjadi bioetanol pengganti premium. Pati yang terdapat di dalam singkong merupakan senyawa karbohidrat yang dapat diubah menjadi glukosa dengan bantuan cendawan Aspergillus sp. Setelah menjadi gula baru diubah menjadi etanol melalui proses difermentasi.
Tahapan pembuatan bioetanol berbahan dasar singkong, dengan cara mengupas singkong kemudian dipotong kecil kemudian mengawetkan singkong dengan cara dikeringkan hingga kadar air 6 persen (gaplek).
Setelah itu, gaplek dimasukkan ke dalam tangki berkapasitas 120 liter sebanyak 25 kilogram. Selanjutnya ditambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan dipanaskan hingga suhu mencapai 100 derajat celsius dan diaduk selama 30 menit sampai mengental. 


Bubur gaplek kemudian dimasukkan kedalam tangki skarifikasi (proses penguraian pati menjadai glukosa), kemudian dimasukkan cendawan Aspergillus sp sebagai pengurai setelah bubur dalam keadaan dingin. Tiap 100 liter bubur pati diperlukan 10 liter larutan cendawan Aspergillus sp atau 10 persen dari bubur.
Setelah dua jam air akan terpisah dari endapan gula kemudian difermentasi. Tangki fermentasi ditutup rapat umtuk mencegah kontaminasi. Proses fermentasi secara anaerob (tidak membutuhkan udara) pada suhu 28 derajat hingga 32 derajat. 
Setelah 2 – 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan, yaitu, lapisan terbawah berupa endapan protein, lapisan tengah air dan lapisan teratas etanol. Hasil fermentasi disebut bir yang mengandung 6 – 12 % etanol. Bir kemudian disedot dan dipisahkan dari endapan protein dengan disaring.
Bir kemudian disuling (destilasi) untuk memisahkan etanol dari air pada suhu 78 derajat celsius. Dari penyulingan dihasilkan etanol 95 persen. Untuk dapat larut dalam bensin diperlukan etanol 99 persen (etanol kering) sehingga dilakukan destilasi absorbent dengan cara etanol kering dipanaskan pada suhu 100 derajat selsius dan dihasilkan 10 liter etanol kering. (*)


Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar