Tweet |
Melaksanakan proses pencelupan dengan zat warna direk dan menganalisanya berdasarkan hasil proses, sehingga diperoleh data-data yang real.
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pencelupan.
2. Untuk menganalisa hal-hal yang mengakibatkan pencelupan tidak merata
3. Untuk mendapatkan hasil pencelupan yang sesuai dengan permintaan.
Pencelupan adalah proses mewarnai bahan tekstil dengan zat tertentu baik itu merah, kuning, biru dan lain-lain dengan merata dan mempunyai tahan luntur yang kuat ( warnanya permanen ).
Supaya bahan, zat warna dan zat pembantu tekstil dapat dipergunakan pada pencelupan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. agar hasil celupnya rata bahan harus bersih dari zat pengotor yang mengganggu penyerapan zat warna
2. zat warna yang dipakai mempunyai warna dan tahan luntur warna yang sesuai target
3. pemilihan zat pembantu, skema proses dan resep harus tepat sesuai dengan kondisi proses pencelupan dan sesuai dengan karakter mesin atau alat yang dipakai sehingga proses pencelupannya menjadi lebih sempuna.
4. secara keseluruhan pada pelaksanaan proses pencelupan harus dapat memenuhi persyaratan aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan yang ditetapkan.
Faktor-faktor yang berpengaruh dan yang perlu dipertimbangkan dalam pencelupan, antara lain :
1. Aspek Teknis ; meliputi
a. Warna
Warna hasil celup diharapkan sesuai dengan permintaan seperti jenis warna, kecerahan warna, intensitas warna dan sebagainya. Warna juga menjadi kriteria utama para konsumen untuk membeli produk tekstil terutama kesesuaian warna pada suatu motif.
b. Kerataan
Salah satu kesuksesan dalam pencelupan ialah kerataan warna. Dengan warna yang rata bisa meningkatkan nilai estetikanya.
c. Tahan Luntur hasil celup
Untuk setiap hasil celup diharapkan mempunyai sifat yang permanent terhadap pencucian, keringat, sinar matahari dan migrasi tetapi pada umumnya kain hasil celup banyak yang tidak permanent hanya mempunyai sifat tahan luntur sampai periode tertentu.
2. Aspek Ekonomis
Biaya produksi seminimal mungkin.
3. Aspek Lingkungan
Tidak mencemari lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kerataan hasil pencelupan :
1. Homogenitas, kebersihan bahan, dan derajat putih kain pada zat warna
2. Zat warna
· Zat warna yang afinitasnya kecil cenderung mudah rata
· Laju penyerapan warna rendah sehingga mengakibatkan kerataan naik
· Kelarutan zat warna tinggi sehingga mengakibatkan kerataan juga naik
· Konsentrasi zat warna turun maka kerataan akan naik
3. Mesin
· Sistem pengadukan larutan celup
· Kerataan suhu larutan
4. Metode pencelupan
· Resep celup yang tepat dan skema proses celup yang tepat
Zat warna direk adalah zat warna yang dapat mencelup serat selulosa yang langsung dengan tidak memerlukan sesuatu senyawa mordan. Zat warna direk disebut juga zat warna substansip karena dapat terserap dengan baik oleh selulosa atau zat warna garam karena dalam pencelupannya selalu harus ditambah garam untuk memperbesar penyerapan.
Zat warna direk mempunyai daya affinitas yang besar terhadap serat selulosa. Beberapa zat warna direk dapat mencelup serat binatang berdasarkan ikatan hydrogen. Kebanyakan zat warna direk merupakan senyawa azo yang disulfonasi. Cirri khas dari zat warna direk ini adalah
- Larut dalam air
- Substansif (masuk sendiri kedalam serat) namun dalam pencelupan harus ditambah zat pembantu tekstil untuk meratakan zat warna, untuk meningkatkan titik leleh serta mempercepat waktu proses
Struktur kimia zat warna direk kebanyakan zat-zat warna golongan ini merupakan senyawa azo yang mengandung gugusan sulfonat sebagai gugusan pelarut. Zat warna direk dapat merupakan senyawa mono-azo, di-azo, tri-azo atau tetrakis-azo.
Gugusan hidroksil dalam molekul selulosa memegang peranan penting pada pencelupan dengan zat warna direk. Apabila atom hydrogen dari gugusan hidroksil tersebut diganti dengan gugusan asetil maka serat tak dapat mencelup zat warna direk lagi.
Hal tersebut disewbabkan karena gugusan hidroksil dalam molekul selulosa dapat mengadakan ikatan hydrogen dengan gugusan + gugusan hidroksil, amina, dan azo dalam molekul zat warna.
Afinitas zat warna direk mudah diamati dengan menggambarkan kurva isotherm penyerapan yakni kurva yang melukiskan perbandingan antara zat warna yang tercelup dengan zat warna didalam larutan pada berbagai konsentrasi yang diukur pada temperature yang sama. Apabila isotherm tersebut merupakan larutan sesuatu zat dalam system cairan dua fase, maka akan diperoleh isotherm garis lurus menurut rumus Nernst.
Jenis isotherm yang kedua adalah isotherm lengmunir yaitu yang kerap kali digunakan dalam peristiwa pencelupan dimana serat-serat tekstil dianggap mempunyai tempat-tempat tertentu yang aktif dan terbatas yang dapat ditempati oleh molekul-molekul zat warna. Apabila tempat-tempat tersebut telah terisi maka penyerapan zat warna akan berhenti meskipun konsentrasinya dalam larutan ditambah.
Kmudian isotherm yang ketiga yang juga banyak dipergunakan dalam pencelupan adalah isotherm Freudlich. Isotherm tersebut tidak mempunyai batas penempatan molekul-molekul zat warna dalam molekul serat dan dapat dituliskan dalam suatu rumus atau bentuk kurva sebagai berikut
Dimana
Beberapa zat warna direk akan mengikuti isotherm Frundlich, karena ikatan hydrogen dan Van Der Waals yang memungkinkan zat warna direk terserap oleh selulosa secara praktis tidak terbatas jumlahnya.
0 comments:
Posting Komentar