Tweet |
Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia
berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin
yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat
tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit
untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau
penghias interior rumah.
Sebelum ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat) dengan tali
plastik sesuai dengan corak atau pola hias yang diingini. Ketika
dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan
terwarnai. Tenun ikat ganda dibuat dari menenun benang pakan dan benang lungsin
yang keduanya sudah diberi motif melalui teknik pengikatan sebelum
dicelup ke dalam pewarna.
Teknik tenun ikat terdapat di berbagai daerah di Indonesia.
Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain ikat di antaranya: Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa,
Sumba, Flores,
dan Timor.
Kain gringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali adalah
satu-satunya kain di Indonesia yang dibuat dari teknik tenun ikat ganda
(dobel ikat).[1]
Kain ikat dapat dibedakan dari kain songket
berdasarkan jenis benang. Songket umumnya memakai benang emas atau
perak. Motif kain songket hanya terlihat pada salah satu sisi kain,
sedangkan motif kain ikat terlihat pada kedua sisi kain.
Helai-helai benang yang diikat dengan tali plastik sebelum dicelup.
0 comments:
Posting Komentar