Kamis, 26 Oktober 2017

SEJARAH MUNCULNYA BATIK BATANG

  Batik Batang ada sejak masyarakat pada umumnya mengenal budaya batik. Seperti beberapa kota di Jawa Tengah yang mempunyai ikon batik antara lain: Pekalongan, Surakarta Lasem Rembang dan Banyumas serta kota-kota lainnya termasuk Batang dan Tegal.

Keberadaan Batik Batang diperkira kan paling tidak sejak masa Sultan Agung (1613 – 1645) atau bahkan sejak masa kerajaan Majapahit. Kain Batik yang dibuat dan dipakai di daerah Kabupaten Batang dengan ciri-ciri khas, baik berupa motif maupun warna spesifik Batangan
Pada dasarnya batik-batik yang dihasilkan oleh sentra-sentra kerajin an batik di berbagai daerah pada umumnya bagus-bagus serta memiliki corak motif batik yang beragam. Dengan demikian sifat khas dan keunikan batik-batik daerah tersebut tidak bisa dikatakan batik yang satu lebih baik dari daerah lainnya.Keunikan motif serta corak yang dihasilkan dari batik-batik di berbagai daerah merupakan kekuatan dan kekayaan yang sangat luar biasa, khususnya bagi kebudayaan batik Indonesia. 

Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang di miliki oleh bangsa Indonesia. Yang sangat membangga kan kita semua adalah, pada tiap-tiap daerah memiliki desain serta motif-motif yang khas dengan penamaan motif yang menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. 

Misalnya saja motif batik dari Aceh ada Pintu Aceh, Cakra Doenya, Bungong Jeumpa. Dari Riau ada Itik Pulang Petang, Kuntum Bersanding, Awan Larat dan Tabir. Batik dari Jawa
diantaranya : Jelaprang (Pekalongan), Sida Mukti, Sida Luhur (Solo), Patran Keris, Paksinaga Liman, Sawat Penganten (Cirebon), batik Gringsing (Batang), dll

Salah satu petunjuk yang sangat menarik untuk ditindak lanjuti dalam penelitian dalam waktu mendatang adalah munculnya nama batik Gringsing dan nama Kecamatan Gringsing di Kabupaten Batang, serta ditemukannya arca Sri Vasudara di dukuh Balai Kambang, desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Arca Sri vasudara tersebuit (sekarang disimpan di Museum Ronggowarsito Semarang) dalam temuan disebutkan dengan Sinjang Gringsing (memakai kain batik atau jarik gringsing: sinjang dalam bahasa jawa kromo artinya kain batik). 

Disisi lain dari sudut sejarah Batang, ditemukan juga batik kuno di dukuh Cepit, desa Deles Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Disebut dengan batik kuno karena pada tahun 1978 di
daerah tersebut diadakan penggalian Candi Cepit oleh team dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas) Jakarta.

Pada saat tersebut masyarakat sekitar melaporkan tentang kepemilikan batik tulis tradisional yang bermotif lung-lung bunga dan gambar tersebut identik dengan relief beberapa batu candi yang sedang dievakuasi. 

Batang disebut sebagai produsen batik cukup beralasan, meskipun tidak setenar kota-kota lain yang sudah legendaris. Dikenalnya motif batik Kluwung dari Batang dapat menjadi bukti bahwa Batang juga sebagai daerah penghasil batik. Batik Kluwung adalah sebuah motif sederhana yang mengandung aspek ritual. Upacara ritual yang berkaitan dengan batik Kluwung adalah supaya pemakai selalu dalam perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam hal keselamatan dan bebas dari malapetaka. 

Batik jenis yang satu ini tentu saja tidak sembarangan orang boleh memakainya, karena batik Kluwung hanya boleh dipaai oleh seorang anak yang kakak dan adiknya meninggal dunia. Seandainya sebuah keluarga mempuinyai tiga orang anak dan yang sulung maupun bungsunya meninggal dunia tentu anak tersebut menjadi anak semata wayang yang masih hidup. Agar masa depan anak ini terjaga maka anak tersebut memakai motif Batik Kluwung dalam bentuk sinjang maupun sarung.

Batik Batang yang bernuansa klasik dengan dominan warna tajam variasi warna coklat-merah kehitaman dan putih. Dinamakan batik sogan karena pada awal mulanya, proses pewarnaan batik ini menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon soga tingi. Batik Sogan memang jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo, motifnya pun biasanya mengikuti pakem motif-motif klasik keraton. Sogan Yogya dan Solo juga dapat dibedakan dari warnanya. Biasanya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, sedangkan sogan Solo berwarna coklat-oranye dan coklat. Batik sogan yang klasik ini memang selalu banyak peminatnya dan langgeng tanpa mengenal musim, selalu ada pecinta jenis batik ini. Walaupun ada batik pesisiran yang lebih dinamis baik warna maupun motifnya yang kontemporer dan eksotis.

Dalam beberapa alasan diatas, maka Batang turut ambil bagian sebagai salah satu kota produsen batik, angka tahun yang tepat kapan mulai muncul batik Batang tidak dapat diketahui secara pasti, namun Batang tetap menjadi sebuah daerah atau kota penghasil batik yang juga sedikit banyak dipengaruhi oleh batik tulis Pekalongan dan juga batik pesisiran juga tidak kalah pamornya dengan kota-kota lain di Jawa Tengah.


Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar