FENOMENA alam tak kunjung habis di Madinah dan Mekah. Kini, Jabal
(Gunung) Magnet menjadi fenomenal dan banyak dibicarakan jemaah
umrah.Kelebihannya, mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 120 km
per jam dengan posisi persneling netral.
Namanya memang tak
setenar dengan tempat bersejarah lainnya yang ada di kota suci Medinah
dan Mekah, seperti Jabal Uhud, Baqi’ Jabal Rahmah, dan lainnya. Tapi,
belakangan ini, Jabal Magnet mengundang jemaah Arab maupun umrah untuk
datang merasakan kelebihannya.
Seorang Wartawan mencoba
menelusuri gunung ini dengan merental taksi. Tarif untuk ke tempat ini
tergantung dari nego dengan sopir. Biasanya 100 hingga 400 riyal.
Lokasinya memang cukup lumayan dari Kota Medinah, sekitar 40 km menuju
arah Kota Tabuk. Jabal Magnet berada di luar daerah haram, sehingga
bebas dikunjungi warga nonmuslim.
Jika dilihat secara kasat mata,
sebetulnya tidak jauh beda dengan daerah lainnya, yakni berupa
bukit-bukit batu gersang seperti yang banyak mengelilingi Kota Medinah.
Hanya ketika kendaraan sampai di jalan raya di antara perbukitan
tersebut, baru akan merasakan ada suatu keanehan.
Sebab jalan
sepanjang sekitar 4 km di kawasan perbukitan ini diyakini memiliki daya
dorong. Mobil akan berjalan dengan kecepatan tinggi menjauhi Jabal
Magnet, meskipun persneling mobil dalam posisi netral.
Hal itu
dirasakan penulis bersama dua jemaah lainnya, Nursan dan Rusli Rasyid.
Saat taksi yang kami tumpangi menuju arah selatan, Jawahir, 42, sopir
taksi asal Kerawang, Jawa Barat ini mengaku kendaraan menjadi sangat
berat meskipun medan jalan tidak begitu menanjak.
Makin lama
bahkan ia terpaksa memindahkan persneling mobil ke posisi satu, karena
kesulitan bergerak hingga kecepatannya hanya 15 hingga 20 km per jam.
Padahal, dengan kondisi jalan yang tidak terlalu menanjak, seharusnya
dengan persneling dua, taksi masih kuat.
Dengan
laju yang berat itu, Jawahir yakin ada pengaruh magnet yang menahan
gerakan mobil. Sebaliknya, ketika mobil berbalik arah menuju Medinah,
sopir yang sudah enam tahun tinggal di kota ini mengaku taksinya melaju
dengan kecepatan tinggi, meskipun persneling dalam posisi netral. Kian
lama kecepatan kendaraan makin tinggi. Bahkan, baru sekitar 3 km,
kecepatan taksi ini sudah menunjukkan angka 120 km per jam.
Karena
penasaran, penulis maupun Nursan, jemaah dari Maros itu bergantian
menyetir kendaraan tersebut. “Ternyata benar, ini suatu keajaiban. Masa
dalam posisi netral, kecepatan mobil bisa sampai 120 km per jam. Ini
pasti ada daya dorong dari gunung tersebut,” tunjuk Nursan ke arah
gunung di sekitar jalan tersebut.
Rusli Rasyid juga tak mau
ketinggalan. Mantan pembalap drag race di Makassar ini, mengaku banyak
tahu tentang kecepatan kendaraan. Saat mobil tersebut disetir ke arah
Kota Tabuk, yaitu arah ke Jabal Magnt, dia hanya mampu menginjak gas
sampai kecepatan 50 km per jam. “Ini saya injak sudah full, bunyi lagi
di bagian bawah.
Berarti kita tidak bisa paksa,” ujarnya. Saat
persneling dikembalikan ke posisi netral, perlahan-lahan mobil tersebut
berhenti. Sebaliknya, saat Rusli mencoba ke arah Medinah dengan posisi
persneling netral, jarum kilometer mobil malah memutar sampai ke titik
120 km per jam.
Memang medan jalan menuju Kota Medinah agak
menurun, namun dengan kondisi demikian tidak wajar akselerasi mobil
begitu cepat. Bahkan, sebetulnya laju kendaraan bisa lebih tinggi lagi,
tapi Nursan maupun Rusli tidak berani lalu mengeremnya karena tidak
mampu mengendalikannya.
Tidak
ada batasan yang jelas, mulai dari mana jalan yang memiliki daya magnet
itu. Tapi jika dirasakan, pengaruh magnet itu mulai bila kendaraan
melaju dari bendungan air yang letaknya tak jauh dari putaran hingga
bukit menjelang belokan ke Medinah. Setelah sekitar melaju lima km,
kecepatan mobil mulai berkurang sedikit demi sedikit, padahal jalan
masih menurun. Akhirnya, mobil memiliki kecepatan lambat saat berada di
depan bendungan air.
Hal yang sama dirasakan ketika Koordinator
Kopertis Wilayah IX Prof Aminuddin Salle yang juga menyambangi tempat
ini. Ia mengaku membayar taksi sampai 400 riyal hanya karena penasaran
ingin mengetahui tempat yang unik itu. “Saya hanya pernah dengar,
makanya kesempatan ini saya manfaatkan untuk merasakan daya dorong dari
gunung magnet itu. Ternyata betul. Subhanallah,” ujar Aminuddin Salle.
Belum
diketahui secara jelas apa hubungan antara magnet dengan laju
kendaraan. Sampai saat ini juga belum ada penelitian tentang daya dorong
magnet itu oleh dari ahli. “Tidak ada penelitian. Ini juga sekadar
informasi dari mulut ke mulut hingga banyak orang yang tertarik main ke
sini,” cerita Jawahir.
Namun, dari sejumlah informasi yang
berkembang di Medinah, menyebutkan, dulunya Jabal Magnet ditemukan
secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy. Saat itu si Arab ini
menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah
kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.
Ketika
sedang enak-enaknya pipis, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan
sendiri dan makin lama makin kencang. “Ia berusaha mengejar, tapi tentu
saja tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru
berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan,” ungkap
Jawahir.
0 comments:
Posting Komentar