ngumpet:
The Hiding Temple
Candi
Sambisari diketemukan sekitar tahun 1966 takkala seorang petani dengan
tidak sengaja telah membenturkan cangkulnya pada puncak candi yang
terbenam di tanah peladangannya. tetapi dia sempat keheranan saat
cangkulnya menyentuh benda keras berupa batu-batu berukir yang diduga
merupakan bagian dari reruntuhan sebuah candi. Nama petani itu adalah
Karyoinangun yang pertama kali menemukan kembali sebuah kompleks candi
yang kemudian diberi nama candi Sambisari sesuai nama daerah
ditemukannya candi tersebut. Menindaklanjuti penemuan tersebut oleh
pihak Balai Arkeologi Yogyakarta dilakukan penelitian dan penggalian.
Dari hasil penggalian tersebut pada Juli 1966 diperoleh kepastian bahwa
daerah tersebut terdapat sebuah situs candi dan dinyatakan sebagai
daerah suaka budaya. Setelah itu dimulailah proses penyusunan kembali
reruntuhan kompleks candi yang runtuh karena goncangan dan terpendam
dari material letusan gunung Merapi ini diperkirakan dari penelitian
geologis terhadap material batuan dan tanah yang menimbun komplek candi.
Tahun 1987 pemugaran dan melakukan rekontruksi ulang terhadap kompleks
candi dapat diselesaikan dengan posisi candi pada kedalaman 6,5 meter
dari permukaan tanah sekitar atau sering juga candi Sambisari disebut
sebagai candi bawah tanah. Tetapi sebagian ahli arkeologi memperkirakan
dulunya situs candi ada di atas permukaan tanah, seperti halnya
candi-candi yang lainnya.
Berdasarkan penelitian geologis
terhadap batuan candi dan tanah yang telah menimbunnya selama ini, candi
setinggi 6 m ini telah terbenam oleh material Gunung Merapi dalam
letusan yang hebat pada tahun 1006. Candi Sambisari merupakan candi
Hindu dari abad ke-10 yang diperkirakan dibangun oleh seorang Raja dari
dinasti Sanjaya, dengan patung Shiwa sebagai mahaguru menepati bilik
utamanya.
Kompleks candi Sambisari berlokasi
berdekatan dengan bangunan candi yang lain misal Prambanan, Kalasan,
Sari. Lokasi candi Sambisari berjarak sekitar 5 km dari kompleks candi
Prambanan kearah barat atau sekitar 14 km dari pusat kota Yogyakarta ke
arah timur. Candi Sambisari merupakan candi Hindu beraliran Syiwaistis
dari abad ke-X dari keluarga Syailendra ini berada di wilayah kabupaten
Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat penggalian kompleks
candi Sambisari juga ditemukan benda-benda bersejarah lainnya, misalnya
perhiasan, tembikar, prasasti lempengan emas. Dari penemuan tersebut
didapat perkiraan bahwa candi Sambisari dibangun tahun 812-838 M saat
pemerintahan Raja Rakai Garung dari Kerajaan Mataram Hindu (Mataram
Kuno). Kondisi kompleks candi Sambisari sangat terawat dan bersih dan
banyak wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara banyak berdatangan
mengunjunginya dan menjadi satu paket kunjungan wisata budaya dengan
kompleks candi lain di sekitarnya khususnya candi Prambanan yang sudah
lebih terkenal.
Kompleks candi Sambisari saat ini tampak dengan empat buah bangunan
candi dengan dibatasi oleh tembok mengelilinginya dengan total luas 50 x
48m pada posisi di sekeliling tanah yang telah diadakan penggalian.
Pada bangunan candi utama yang terbesar memiliki ketinggian 7,5 meter
dan berbentuk bujur sangkar yang berukuran 15,65 x 13,65m pada bagian
bawah candinya, sedang badan candi berukuran 5 x5m. Diperkirakan
kompleks candi tidak hanya seluas itu tetapi bisa lebih luas jika
diadakan penggalian lebih lanjut tetapi dikwatirkan tidak dapat
menyalurkan air untuk dibuang karena posisinya lebih rendah daripada
sungai yang ada di sebelah baratnya. Pintu masuk ke dalam kompleks candi
Sambisari pada keempat sisi bujur sangkar dengan menuruni tangga.
Candi Sambisari berada di bawah
permukaan tanah sedalam 6,5 meter. Padahal kenyataannya tinggi candi
hanya 7,5 meter. Karenanya, jika dilihat dari samping, candi ini seakan
muncul dari bawah tanah. Bagian bawah candi berbentuk bujur sangkar
dengan ukuran 13,65 m x 13,65 m. Sedangkan badan candi berukuran 5 m x 5
m. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke IX - X M. Karena
letusan Gunung Merapi di tahun 1006, daerah di sekitar ini tertutup oleh
bahan-bahan yang berasal dari gunung berapi.
Pintu masuk candi menhadap ke arah barat. Tangga untuk masuk dilengkapi
dengan sayap. Di ujung sayap tangga terdapat relief Makara yang disangga
oleh dua belah tangan makhluk kate. Keunikan yang lain, candi ini tidak
memiliki pilar penyangga. Sehingga bagian dasarnya sekaligus berfungsi
sebagai pilar penyangga candi. Di bagian ini terdapat selasar yang
mengelilingi badan candi, dan memiliki 12 anak tangga.
Pada bagian luar badan candi terdapat
relung-relung untuk menaruh patung. Yang masih ada kini adalah patung
Durga di sebelah utara, patung Ganesha di sisi timur, dan patung Agastya
di bagian selatan. Dua relung lain yang ada di kanan dan kiri pintu,
untuk patung dewa penjaga pintu, yaitu Mahakala dan Nadisywara. Sayang
sekali kedua patung itu sudah tidak ada di tempatnya lagi. Sedangkan
pada bilik di dalam badan candi terdapat patung Yoni dan Lingga
berukuran besar.
Selain candi induk tersebut, di depan candi ada 3 buah candi perwara
atau candi pendamping. Ukuran dasarnya 4,8 m x 4,8 m, dengan tinggi 5
meter. Namun candi-candi perwara itu belum dipugar sempurna. Sedangkan
di seputar candi terdapat pagar tembok batu putih berukuran 50 m x 48 m.
Saat ini saluran pembuangan air telah selesai dibangun, sehingga selama
musim hujan candi tidak terbenam air.
waktu hujan sebelum di buat gorong2:
Ketika diadakan penggalian candi Hindu
Syiwaistis ini, ditemukan juga benda-benda bersejarah. Di antaranya
beberapa tembikar, perhiasan, cermin logam serta prasasti lempengan
emas. Dari situ diperoleh prakiraan, bahwa Candi Sambisari dibangun
tahun 812-838 M, sewaktu Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno
diperintah Raja Rakai Garung dari Dinasti Syailendra.
Pada candi utama pintu masuk menghadap ke barat dan terdapat tangga
dengan bentuk sayap sisi kanan-kirinya, pada ujung tangga terdepan
terdapat hiasan relief Makara disangga oleh dua belah tangan makhluk
kate. Berbeda dengan candi lainnya, candi ini tidak terdapat pondasi
atau pilar penyangga candi sehingga bagian dasar candi juga merupakan
pilar penyangga candi. Pada bilik terdapat patung Syiwa Mahaguru dan
juga patung Lingga-Yoni dalam ukuran besar. Patung-patung yang
ditempatkan di bagian luar badan candi terdapat relung-relung, patung
yang masih ada yaitu patung Durga di sisi utara, Agastya di sisi selatan
dan Ganesha di sisi timur. Sedang diperkirakan ada dua patung penjaga
pintu Mahakala dan Nadisywara di kanan-kiri pintu yang saat ini tidak
ada. Sedang 3 candi kecil lainnya ada di depan candi induk, yaitu candi
perwara atau pendamping yang berukuran 4,8 x 4,8 m pada sisi dasarnya
dengan tinggi 5 m. Pada saat ini candi pendamping ini belum
direkonstruksi ulang secara sempurna. Jalan menuju ke lokasi kompleks
candi dapat dilalui oleh segala jenis kendaraan, namun belum ada
kendaraan umum yang melewati tempat ini sehingga ditempuh dengan ojek
atau dokar/delman sekitar 2 km dari tepi jalan Yogya-Solo. Untuk
mencapai lokasi candi, dapat ditempuh dengan naik bus jurusan Yogya-Solo
sampai kilometer 10 dimana terdapat papan penunjuk jalan menuju candi.
Keunikan Candi ini:
->Candi
ini terletak sekitar 12 km ke arah timur dari kota Yogyakarta di
sebelah utara dari jalan utama antara Yogyakarta dan Solo. Candi
Sambisari adalah candi yang sangat unik, candi ini terletak 6,5 meter di
bawah permukaan tanah.Itu sebabnya, sering juga candi Sambisari disebut
sebagai candi bawah tanah. Tetapi sebagian ahli arkeo-logi
memperkirakan dulunya situs candi ada di atas permukaan tanah, seperti
halnya candi-candi yang lainnya.
->Candi ini dibangun pada abad ke-10. Karena letusan Gunung Merapi di
tahun 1006, daerah di sekitar ini tertutup oleh bahan-bahan yang
berasal dari gunung berapi.
->Bangunan candi utama yang terbesar memiliki ketinggian 7,5 meter
dan berbentuk bujur sangkar yang berukuran 15,65 x 13,65m pada bagian
bawah candinya, sedang badan candi berukuran 5 x5m.
->Diperkirakan kompleks candi bisa lebih luas jika diadakan
penggalian lebih lanjut, tetapi dikhawatirkan tidak dapat menyalurkan
air untuk dibuang karena posisinya lebih rendah daripada sungai yang ada
di sebelah baratnya.
->Pintu masuk ke dalam kompleks candi Sambisari terdapat di keempat sisi bujur sangkar dengan menuruni tangga.
->Pada candi utama, pintu masuk menghadap ke barat dan terdapat
tangga dengan bentuk sayap sisi kanan-kirinya, pada ujung tangga
terdepan terdapat hiasan relief Makara disangga dua belah tangan makhluk
kate. Berbeda dengan candi lainnya, candi ini tidak terdapat pondasi
atau pilar penyangga candi sehingga bagian dasar candi juga merupakan
pilar penyangga candi.
->Diperkirakan ada dua patung penjaga pintu Mahakala dan Nadisywara
di kanan-kiri pintu yang saat ini tidak ada. Sedang 3 candi kecil
lainnya ada di depan candi induk, yaitu candi perwara atau pendamping
yang berukuran 4,8 x 4,8 m pada sisi dasarnya dengan tinggi 5 m. Saat
ini candi pendamping tersebut belum direkonstruksi ulang secara
sempurna.
Candi Sambisari mempunyai karakteristik yaitu :
->Candi ini dibangun langsung di atas tanah tidak pada suatu pondasi
->Badan candi berukuran lebih pendek di banding candi-candi lainnya
Baca Artikel lainya:
0 comments:
Posting Komentar