Tweet |
batik merupakan kebudayaan asli bangsa indonesia yang telah ada sejak zaman kerajaan yaitu sekitar abad 18. oleh karena itu budaya batik telah melekat pada masyarakat indonesia dan dikenal sebagai suatu seni yang mempunyai nilai tinggi. batik sendiri berasal dari jawa tengah oleh karena itu istilah istilah yang ada pada proses pembatikan baik berupa bahan, alat, maupun nama prosesnya juga menggunakan bahasa jawa.
masih banyak fakta menarik tentang batik indonesia yang perlu kita ungkap bersama
masih banyak fakta menarik tentang batik indonesia yang perlu kita ungkap bersama
macam macam motif batik yang ada di indonesia sangat bermacam-macam hal ini tergantung dari pengaruh masyarakat daerah masing masing. setiap corak motif batik mempunyai makna tersendiri bahkan ada suatu motif batik yang merupakan larangan dan hanya boleh dipakai oleh para bangsawan kerajaan saja yaitu motif batik parang.
proses batik yang sangat lama dan unsur seni yang tinggi inilah yang membuat batik sekarang ini sangat mahal harganya. batik batik tulis yang mempunyai motif atau corak yang sangat rumit bahkan bisa sampai menghabiskan waktu 1 bulan lebih. semakin rumit motif yang dibuat dan semakin banyak variasi warnanya maka akan semakin lama juga proses pengerjaannya. sehingga harganya pun akan menjadi semakin mahal.
Apa itu batik???
Batik atau kata Batik berasal dari Bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain
dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam”
(wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna
(dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist
dyeing”. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah
menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai
pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas dan
beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir
menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada
akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh
orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa
juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang
sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa
oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan
mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya dan
masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak
memiliki perlambangan masing-masing.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang
silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik.
Ada yang menduga teknik ini berasal dari Bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan
di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan
di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan
Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di Benua
Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik
yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa. Tradisi membatik pada mulanya
merupakan tradisi yang turun-temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat
dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat
menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik
tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Meskipun batik identik dengan pakaian adat Jawa, namun kini batik sudah menjadi pakaian nasional bagi masyarakat Indonesia, bahkan sudah banyak pula dikenal di manca negara. Penggunaannyapun tidak lagi sebagai pakaian adat tetapi sudah mengikuti perkembangan mode busana baik bagi wanita maupun pria, bahkan biasa digunakan sebagai desain interior dan perlengkapan rumah tangga.
Meskipun batik identik dengan pakaian adat Jawa, namun kini batik sudah menjadi pakaian nasional bagi masyarakat Indonesia, bahkan sudah banyak pula dikenal di manca negara. Penggunaannyapun tidak lagi sebagai pakaian adat tetapi sudah mengikuti perkembangan mode busana baik bagi wanita maupun pria, bahkan biasa digunakan sebagai desain interior dan perlengkapan rumah tangga.
v j
Jenis Batik menurut cara pengerjaannya
Batik Tulis
Batik
tulis adalah batik yang dihasilkan dengan cara menggunakan canting tulis
sebagai alat bantu dalam melekatkan malam pada kain. Perkembangan teknik yang
menghasilkan batik tulis bermutu tinggi di kraton-kraton jawa ditunjang oleh
canting tulis dan kain halus. Ragam hias paling rumit (detail) mampu dicapi
oleh canting sesuai dengan keterampilan pembatik.
Batik Cap
Batik
cap yaitu batik yang proses pembatikannya menggunakan canting cap. Canting cap
dibuat dengan lempengan kecil bahan tembaga membentuk corak pada salah satu
permukaannya. Permukaan canting cap menggunakan bahan lempengan tembaga tipis
karena tembaga memiliki sifat lentur dan mudah dibuat pola. Permukaan canting
cap tersebut dirangkaikan dengan struktur plat besi tipis yang kuat. Pada
awalnya canting cap hanya digunakan untuk pola-pola pinggiran, namun kini
canting cap juga digunakan untuk mencetak pola pada seluruh permukaan kain. Hal
ini karena dengan cara ini akan menghasilkan pekerjaan yang lebih efektif dan
efisien.
v
Alat-Alat Membatik
Perlengkapan orang membatik tidak
banyak mengalami perubahan dari dahulu sampai sekarang. Diantara alat-alat
tersebut adalah :
a.
Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan
membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau
bambo. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah,
tetapi harus kuat dan ringan.
b.
Bandul
Bandul
dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok bandul
adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergesar tertiup
angin, atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.
c.
Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat
dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah
diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
d.
Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa
digunakan adalah kompor dengan bahan bakar minyak.
e.
Taplak
Taplak
ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena tetesan “malam”
panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.
f.
Canting
Canting adalah alat
yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting untuk membatik adalah alat kecil
yang terbuat dari tembaga
dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai
untuk menuliskan pola batik
dengan cairan lilin. Sebelum bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah
tangga, canting yang terbuat dari tempurung kelapa banyak dipakai sebagai salah satu
perlengkapan dapur sebagai gayung.
Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena
digantikan bahan lain seperti plastik.
g.
Mori
Mori
adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya
sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang
dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran
panjang pendeknya mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan
ukuran tradisional.
h.
Malam/lilim
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk
membatik. Sebenarnya “malam” tidak habis (hilang), karena akhirnya diambil
kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan
menjadi kain. “malam” yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam
atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi
dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.
i.
Saringan malam
Saringan
ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak kotorannya. Jika “malam”
disaring, maka kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya “malam”
pada cucuk canting sewaktu dipergunakan untuk membatik.
v
Disain Batik
Pada
proses disain batik terdapat dua cara yaitu disain batik tulis dan disain batik
cap. Proses pembuatan disain batik tulis dilakukan dengan menggambar langsung
pada kain yang dikehendaki dengan menggunakan pensil. Untuk pembatik yang telah
berpengalaman, maka proses mendisain dapat dilakukan dengan pemalaman langsung
diatas kain. Sedangkan pada disain batik cap terdapat sedikit perbedaan dengan
disain batik tulis. Disain pola canting cap selalu dirancang berdasarkan
raportnya. Raport di dalam pembuatan canting cap adalah susunan pola agar satu
sisi canting menyambung dengan sisi lain apabila dicapkan. Pada akhirnya pola
batik yang dibuat dapat menyambung. Cara menjalankan canting cap (lampah) ada
beberapa macam, yaitu :
1.
Tubrukan, yaitu bergeser satu langkah ke kanan
dan satu langkah ke depan.
2.
Onda-onde, yaitu satu langkah ke depan dan
setengah langkah ke kanan, atau setengah langkah ke depan dan satu langkah ke
kanan.
3.
Lereng, yaitu dengan langkah bergeser satu
langkah ke kiri depan mengikuti garis miring.
4.
Mubeng, yaitu dengan langkah berputar seperempat
lingkaran dengan salah satu sudut cap sebagai titik pusat.
5.
Mlampah sareng, yaitu apabila dua cap membentuk satu
motif dengan keduanya berjalan bersama satu langkah ke depan.
v
Pemalaman
Pemalaman
adalah proses penggambaran corak diatas permukaan kain menggunakan malam cair
sebagai bahannya. Tahap pemalaman bisa berulang-ulang berdasarkan rancangan
ragam hiasnya. Pemalaman bolak-balik dapat dilakukan untuk memperolah hasil
pemalaman yang sama antara bagian muka dan belakang kainnya.
Pemalaman
dengan canting cap dapat dilakukan beberapa kali tergantung jumlah warna yang
dikehendaki. Pada bagian lain yang tidak ingin diwarnai dengan warna yang
diinginkan harus ditutup dengan malam. Proses pemalaman ini akan diikuti dengan
proses pelorodan yaitu proses melepaskan malam dari permukaan kain. Proses
pembatikan dengan canting cap sama dengan proses menggunakan canting tulis.
Makin banyak warna yang dibutuhkan, makin sering pula proses pemalaman,
pencelupan/pencoletan, dan pelorodan berlangsung. Namun, dalam hal kerumitan,
ketelitian, dan kesinambungan keseluruhan coraknya, hasil canting cap tidak
sebaik dan sehalus pengerjaan dengan canting tulis. Selain pengerjaannya lebih
cepat, teknik batik cap memiliki keunggulan yaitu dapat untuk membuat batik
dengan motif yang sama secara missal atau bersama-sama dengan jumlah yang
banyak. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam batik tulis.
v
Pewarnaan (Pencoletan atau pencelupan)
pencelupan pada kain batik harus memperhatikan suhu
celupnya. karena adanya lilin yang tidak dapat tahan terhadap suhu
tinggi maka kain batik hanya bisa dicelup dengan menggunakan zat warna
yang dapat berfiksasi pada suhu kamar atau dingin. beberapa zat warna
yang dapat digunakan untuk pembatikan antara lain : zat warna naftol,
zat warna reaktif dingin, zat warna indigosol dan zat warna alam yang
didapat dari ekstrak tumbuhan. dari semua jenis zat warna tersebut
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan dengan hasil warna yang
juga memiliki ciri khas tersendiri.
Pewarnaan
dengan cara coletan atau dulitan ialah memberi warna pada kain batik setempat
dengan larutan zat warna yang dikuaskan atau dilukiskan dimana daerah yang
diwarnai itu dibatasi oleh garis-garis lilin sehingga warna tidak menerobos
daerah yang lain. Biasanya untuk coletan dipakai cat Rapid atau Indigosol. Di
daerah pantai utara seperti Gresik, pewarnaan seperti ini disebut “Dulitan” dan
kain batik yang dihasilkan disebut kain dulitan. Lain halnya dengan di daerah
Pekalongan, pewarnaan setempat ini disebut dengan “coletan” dan banyak
digunakan pada batik buketan. Kuas untuk mencolet disebut “colet”, yaitu sejenis
kuas kecil yang terbuat dari bahan bambu yang ditumbuk salah satu ujungnya
sehingga tinggal serat-seratnya menyerupai kuas. Cara menyolet adalah mori yang
telah diberi pola dengan lilin malam dengan motif klowongan digelar diatas meja
atau lantai dengan didasari goni. Goni ini berfungsi untuk menyerap sisa warna.
Dengan demikian cairan warna hanya membasahi bidang yang diinginkan saja.
v
Pelorodan
Menghilangkan
malam/lilin batik pada kain batik dapat berupa penghilangan sebagian dan
penghilangan keseluruhan. Menghilangkan lilin sebagian adalah melepaskan lilin
pada tempat-tempat tertentu dengan cara menggaruk lilin tersebut dengan alat
semacam pisau. Pekerjaan ini biasanya disebut “ngerok” atau “ngerik”.
Menghilangkan lilin secara keseluruhan dapat dilakukan ditengah-tengah proses
membatik atau diakhir proses membatik. Menghilangkan keseluruhan lilin pada
akhir proses membatik disebut “mbabar” atau “ngebyok” atau melorod.
Menghilangkan lilin secara keseluruhan ini dikerjakan dengan air panas dimana lilin
akan meleleh dan lepas dari kain. Air panas yang digunakan tersebut biasanya
diberi kanji untuk kain batik dengan zat warna alam, sedangkan untuk zat warna
sintetik air panasnya diberi soda abu (Na2CO3).
beberapa macam motif batik yang khas di indonesia antara lain:
- mega mendung ( cirebon)
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
- jlamprang (pekalongan)
Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer di dan terkenal dari Pekalongan adalah motif batik Jlamprang.
- batik parang (jogja)
Parang sendiri merupakan simbol dari ombak samudera, menggambarkan semangat dan energi yang tiada henti. Dulu, motif ini hanya boleh untuk kasta prajurit dan adipati ke atas.
selain motif batik di atas masih banyak lagi motif batik yang lainnya yang menjadi ciri khas dari daerah masing masing
JUAL BROS RAJUT MURAH
JUAL BROS RAJUT MURAH
0 comments:
Posting Komentar