Tweet |
Zat warna bejana larut merupakan zat warna bejana yang telah tereduksi kemudian distabilkan sebagai ester asam sulfat. Zat warna bejana larut mantap dalam suasana alkali tetapi mudah terhidrolisa dalam keadaan asam dan panas dan berubah menjadi leuko. Senyawa leuko terbentuk kemudian mudah teroksidasi menjadi pigmen zat warna bejana asal.
Zat warna bejana larut termasuk zat warna bejana dalam bentuk leuko dan memiliki gugus pelarut sehingga langsung dapat digunakan tanpa harus dibuat menjadi leuko terlebih dahulu.
Setelah dipakai, sebelum dioksidasikan gugus pelarutnya perlu dihidrolisa terlebih dahulu dalam larutan bersuasana asam. Oleh karena itu pada pencelupan dengan zat warna bejana larut tidak mungkin digunakan H2O2 atau Na2BO3 sebagai oksidatornya, karena oksidator tersebut tidak dapat bekerja dalam suasana alkali. Untuk itu digunakan campuran NaNO2 sebagai oksidator dan H2SO4 untuk mengaktifkan kerja NaNO2.
Zat warna bejana larut sangat mudah memberikan celupan rata, sebab substansivitasnya terhadap serat kapas kecil. Oleh karena itu pada waktu pencelupan memerlukan penambahan garam yang banyak dan suhu yang rendah.
Reaksi-reaksi :
|
|
NaNO2 + H2SO4 Na2SO4 + 2 HNO2
2 HNO2 H2O + 2 NO + On
D C – OH + On D C O + H2O
Zat warna bejana larut yaitu garam leuko zat warna bejana jenis IK dan IW yang distabilkan dalam suasana alkali.
Proses pembangkitan warna bejana larut.
Struktur zat bejana larut Antrasol Blue merupakan turunan dari zat warna bejana Caledon Blue RC (C.I. VAT BLUE 6).
Sifat – sifat zat warna bejana larut :
1. Larut.
2. Spesifikasinya untuk warna – warna muda.
3. Cara pakainya berbeda, yaitu harus dihidrolisa dalam suasana asam kemudian dibangkitkan warnanya.
Reaksi – reaksi
|
D C – OSO3Na + H2SO4 D C – OH + NaHSO4
|
D C – OH + NaNO2 + H2SO4 O C O
0 comments:
Posting Komentar