Tweet |
Zat warna reaktif dingin merupakan zat warna yang larut dalam air dan berikatan dengan selulosa melalui ikatan kovalen sehingga tahan luntur warna hasil celupannya baik. Contoh strukturnya sebagai berikut :
Struktur molekul zat warna reaktif dingin C.I. Reaktive Red 1
Yang termasuk zat warna reaktif dingin adalah Procion M dengan system reaktif diklorotriazin (DCT) dfan drimarene K engan system reaktif dyfluoro-monokhlro-pirimidin. Keduannya termasuk zat warna raktif yang zat warna zat warna reaktif bereaksi dengan serat melalui mekanisme substitusi nukleofilik.
Kereaktifan zat warna reaktif dingin sangat tinggi sehingga proses pencelupannya dapat dilakukan pada suhu 30oC – 40OC. Oleh karena itu kromogen zat warna reaktif dingin relative kecil sehingga warnannya lebih cerah dari zat warna reaktif panas.
Hal yang sangat perlu dilakukan diperhatikan dalam proses pencelupannya adalah zat warnanya sangat kurang stabil, sangat mudah rusak terhidrolisis, sehingga perlu dilakukan usaha-usaha guna menguirangi terjadinnya reaksi hidrolisis.
Reaksi fiksasi dan hidrolisis zat warna reaktif dingin sebagai berikut :
Reaksi iksasi dan hidrolisis zat warna reaktif dingin
Salah satu cara engurangi terjainya hidrolisis zat warna reaktif dingin adalah pada proses persiapan larutan celup, persiapan larutan alkali an zat warna dipisah pada tangki yang berbeda, dari resep pencelupan biasanya dibuat dengan perbandigan 4 : 1 dan keduannya baru dicampurkan sesaat ketika hendak dipakai.
Dibanding dengan zat warna reaktif panas, karena lebih reaktif maka pemakaiannya alkali untuk zat warna reaktif dingin lebih sedikit (hamper setengahnya dari jumlah alkali untuk zat warna reaktif panas ), selain itu kecerahan zat warna reaktif dingin lbih cerah darui zat warna reaktif panas karena kromogennya (D) lebih kecil dari kromogen zat warna reaktif panas.
Zat Pembantu pencelupan selulosa dengan zat warna reaktif dingin
Zat pembantu yang perlu ditambahkan pada larutan celup antara lain elektrolit (Na2SO4, NaCl), Na2CO3, dan pembasah. Selain itu dapat jaga ditambahkan zat pelunak air, zat anti crease mark dan zat antireduksi. Setiap zat pembantu tekstil mempunyai fungsi masing-masing yang dapat memperlancar proses pencelupan.
Adapun mekanisme pencelupan terdiri dari tiga tahap yaitu :
Pertama : Difusi zat warna dalam larutan
Molekul zat warna dalam larutan yang selalu bergerak pada temperatur tinggi pergerakan tersebut lebih cepat. Kemudian bahan tekstil dimasukan kedalam larutan celup.
Kedua : Adsorpsi
Kedua molekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup besar dapat mengatasi gaya-gaya tolak dari permukaan serat, sehingga molekul zat warna dapat terserap menempel pada permukaan serat.
Ketiga : Fiksasi
Penyerapan atau difusi zat warna dari permukaan serat ke pusat serat secara bersamaan, sehingga zat warna yang terserap dapat menyebar secara merata.
Gugusan hidroksil dalam molekul selulosa memegang peranan penting pada pencelupan dengan zat warna direk. Apabila atom hydrogen dari gugusan hidroksil tersebut diganti dengan gugusan asetil maka serat tak dapat mencelup zat warna direk lagi. Hal tersebut disebabkan karena gugusan hidroksil dalam molekul selulosa dapat mengadakan ikatan hydrogen dengan gugusan-gugusan hidroksil, amina dan azo dalam molekul zat warna.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Pengaruh elektrolit
Pengaruh elektrolit akan memperbesar jumlah zat warna yang terserap oleh zat warna, meskipun zat warna mempunyai kepekaan yang berbeda. Elektrolit yang digunakan adalah garam dapur (NaCl).
Zat warna dengan gugus sulfonat yang banyak akan lebih mudah ditolak oleh serat dari pada yang sedikit, sehingga perlu ditambahkan elektrolit.
Pengaruh Temperatur
Pada umumnya termasuk proses pencelupan eksotermis yang pada keadaan setimbang jika temperaturnya tinggi penyerapannya akan rendah dibanding pada temperatur rendah. Oleh karena itu pencelupan zat warna direk ini diperlukan temperatur yang tinggi untuk mempercepat reaksi. Sehingga apabila temperaturnya tinggi, maka jumkah zat warna yang terserap lebih besar, kemudian berkurang kembali.
Pengaruh pH
Zat warna direk digunakan dalam suasana netral. Apabila dilakukan penambahan alkali, maka akan memperhambat penyerapan. Sehingga sering ditambahkan abu soda 3% untuk mengurangi kesadahan air atau untuk mempervaiki kelarutan zat warna.
Pengaruh Perbandingan Larutan
Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan tekstil yang di proses. Dalam kurva isoterm terlihat bahwa kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan. Pada dasarnya dilakukan untuk memperkecil zat warna yang terbuang atau hilang. Sehingga dapat mengurangi pemborosan dalam pemakaian zat warna. Dan hanya mempergunakan larutan simpan bekas celupan dengan menambahkan zat warna baru pada larutan tersebut, maka dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi seperti semula
Maka untuk mencelup warna-warna tua di usahakan untuk memakai perbandingan laruta celup yang kecil sehingga zat warna yang terbuang hanya sedikit.
0 comments:
Posting Komentar