Kamis, 29 September 2011

pencapan dengan zat warna pigmen


Zat warna pigmen
Zat warna pigmen merupakan zat warna yang dapat digunakan untuk mencap semua jenis bahan tekstil sehingga banyak digunakan. Zat warna ini tidak mempunyai gugus pelarut atau gugus yang dapat berikatan dengan serat. Sifat zat warna ini hanya menempel saja pada permukaan kain dengan pengikat binder.
Karena sifatnya yang hanya menempel saja maka hasil yang diperoleh mempunyai efek kaku. Dan untuk menghindari efek ini biasanya dalam resep yang digunakan ditambahkan zat pelembut. Kelemahan lain yang ada pada zat warna ini adalah ketahanan terhadap gosoknya yang jelek.
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
1.    Dapat digunakan untuk segala jenis serat dan serat campuran.
2.    Fiksasi hasil pencapannya mudah karena hanya dengan proses pemanas awetan.
3.    Mempunyai ketahanan sinar dan zat kimia yang cukup baik.
4.    Warna yang dicapkan adalah warna yang terakhir sehingga mudah dalam menentukan warna.
5.    Dapat dicapkan di atas kain yang berwarna dengan hasil yang cukup baik.
6.    Hasil pencapan dapat disimpan dalam waktu yang agak lama sebelum mengalami fiksasi / pemanas awetan.
7.    Tidak memerlukan pengerjaan pencucian, penyabunan, oksidasi maupun steaming, sehingga dapat menyingkat waktu proses dan tenaga.
8.    Hasil pencapan dilihat secara visual akan memberikan warna yang cerah.
9.    Sederhana dalam pembuatan pasta cap.
3.3.6      Binder
               Binder merupakan zat kimia yang memegang peranan penting dalam proses pencapan dengan zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna. Film binder pada pencapan pigmen adalah struktur tiga dimensi. Binder adalah suatu zat yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai panjang yang pada saat diaplikasikan pada tekstil bersama pigmen menghasilkan jaringan berikatan tiga dimensi. Jaringan tiga dimensi dekat terbentuk selama proses fiksasi (curing) pada suhu tinggi da pada saat ini terjadi perubahan pH sehingga terjadi salah self-cross-linking atau reaksi dengan zat pengikat silang.
               Binder mempunyai gugus reaktif dalam kopolimer yang akan membentuk ikatan silang (cross linking) antar molekul-molekul kopolimer atau dengan hidroksi, amino dan gugus lainnya dari serat pada saat proses curing. Reaksi ikatan silang membutuhkan suhu tinggi dan katalis yang bersifat asam. Katalis yang banyak digunakan pada pencapan dengan zat warna pigmen adalah diamonium posfat.
Reaksi ikatan silang dari binder terjadi pada kondisi asam yang dapat digambarkan sebagai berikut :
                                                  pH<5
        B-CH2OH + HO-CH2-B               B-CH2OCH2-B + HOH
Atau                       
                                        pH<5
        B-CH2OH + HOB                B-CH2-OB + HOH

Reaksi antara binder dengan serat dapat digambarkan sebagai berikut:
                                              pH<5
        B-CH2OR + HO-Sel                  B-CH2-O-Sel + ROH
dimana R adalah CH3 atau H; dan B adalah molekul binder


Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar