Tweet |
Sutera Alam majalaya adalah
salah satu industri kecil dan menengah yang berkecimpung dibidang pertenunan
sutera, industri ini merupakan industri rumahan secara turun temurun dengan
nama SINAR BERKAH yang memproduksi kain tenun sutera dan kain tenun untuk
interior. Pada
tahun 1997 Bapak Evi memberanikan diri untuk aktif dalam proses produksi.
Sepeninggal Bapak Sopyan industri rumahan ini dibagi menjadi dua bagian
industri tenun interior dipegang oleh adik Bapak Sopyan yaitu Bapak Moch. Erry
firdaus dan industri tenun sutera dipegang oleh Bapak Evi Sopyan. Pada tahun
2001 Bapak Evi
merubah nama SINAR BERKAH menjadi Sutera Alam Majalaya, alasan
perubahan nama
dikarenakan tidak ingin industri yang dipegang Bpk. Evi sukses karena nama
besar sang ayah yaitu Bapak Sopyan.
Sutera Alam Majalaya berlokasi
di kampung Panggilingan Desa Tangulun
Kecamatan Ibun berjarak sekitar 2 km dari pusat kota majalaya dan dapat
ditempuh menggunakan kendaraan pribadi maupun umum dengan waktu tempuh sekitar
seperempat jam. IKM ini memiliki dua tempat produksi yang terpisah,
yaitu tempat produksi kain tenun termasuk pembuatan mesin ATBM dan tempat kedua
adalah untuk proses pencelupan. Kedua lokasi tersebut berjarah sekitar ± 1 Km,
dimana tempat untuk proses pencelupan berada di daerah bawah. Hal tersebut
dikarenakan daerah atas tempat proses produksi tenun tidak diperbolehkan untuk
proses pencelupan dengan alasan permasalahan lingkungan. Sehingga dipilihlah
lokasi bawah, dimana dari proses pencelupan limbah dapat dibuang ke sungai
aliran bawah sehingga tidak menggangu aliran sungai untuk aktivitas penduduk.
Sutera Alam Majalaya
memproduksi berbagai jenis kain salah satunya kain tenun cotton yang dimulai
pada tahun 2006, beliau mempunyai relasi dari sragen untuk memproduksi kain
cotton dengan jenis motif kain adat Irian Jaya dengan fungsi untuk mahar. Kain diproduksi menggunakan ATM
dan ATBM. Penggunaan mesin ATM biasanya dilakukan untuk produksi yang kejar
target, dimana pesanan harus diselesaikan dalam waktu cepat. Sedangkan ATM
lebih sering digunakan untuk produksi kain sutera dengan tenun motif. IKM ini
memproduksi sesuai dengan pesanan dan tidak ada produksi ready stok. Selain
memproduksi kain tenun, Sutera Alam Majalaya memproduksi alat tenun bukan mesin
atau ATBM pada tahun 2006 karena desakan Dinas Perindustrian setempat, awalnya
Bapak Evi sempat menolak sebanyak 3 kali untuk memproduksi ATBM karena sudah
terdapat pengrajin yang sudah lebih dahulu aktif memproduksi ATBM yaitu
industri tenun ikat BINTANG TERANG.
Setelah berusaha selama 1 tahun akhirnya produksi Alat Tenun Bukan Mesin
booming pada tahun 2007, karena produksi ATBM Sutera Alam Majalaya mengutamakan
kualitas.
Bahan baku Kain cotton memakai
benang produk lokal yang diperoleh di daerah Majalaya sendiri dan tidak mengambil dari industri
besar karena
kalau mengambil dari industri besar harus memakai perjanjian, DO dalam istilah
Majalaya atau melalui Patal. Jadi kalau melalui Patal harus ada perjanjian
pengambilan bahan baku yang rutin setiap bulan sedangkan untuk kelas IKM
produksi perbulan tidak continue karena mengandalkan pesanan, kalau pesanan
sepi produksi juga ikut sepi. Oleh karena itu bahan baku diperoleh melalui
distributor dengan jumlah pembelian bisa
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan, bahan baku benang cotton dibeli dalam bentuk
cones. Sedangkan untuk kain sutera diambil dari benang sutera lokal dan sutera
cina. Benang sutera lokal memiliki kualitas yang lebih bagus akan tetapi
jumlahnya terbatas sehingga lebih sering menggunakan sutera cina, dan
akhir-akhir ini konsumen lebih suka menggunakan sutera dari luar. Sedangakan
untuk proses pencelupannya, bahan zat warna serta zat pembantu lain dapat
dibeli dari pasar majalaya yang tidak jauh dari IKM tersebut.
Sejak pertama berdiri
pengadaan modal berasal dari modal pribadi sampai dipegang oleh Bapak. Evi dan berganti nama
menjadi Sutera Alam Majalaya juga masih
mengandalkan modal sendiri, dengan ketekunan dan kepercayaan diri Bapak Evi
serta sistem menanagemen yang baik sehingga Sutera Alam Majalaya dapat sukses
seperti sekarang.
Upah yang
diterapkan di industry kecil dan menengah Sutera Alam Majalaya adalah system
upah harian dan borongan. Upah harian disesuaikan dengan UMR daerah sedangkan
upah borongan disesuaikan dengan adu tawar pemesan dengan pengrajin.
0 comments:
Posting Komentar