Jumat, 10 Februari 2012

keindahan kain sasirangan

AWAL mulanya, Kain Sasirangan merupakan kain yang dipercaya untuk kesembuhan orang-orang yang tertimpa penyakit. Di samping itu, kain khas Banjar ini pun merupakan kain sakral, yang biasa dipakai pada upacara-upacara adat. Baik untuk rakyat, maupun keturunan bangsawannya.


Dahulu, kain sasirangan ini hanya dibentuk menjadi Laung (ikat kepala pria), Kakamban (serudung), Udat (Kemben) dan sarung. Namun, pada perkembangannya, kini kain sasirangan sudah digunakan untuk berbagai hal. tergantung dari imajinasi dan inovasi masing-masing. Mulai dari pakaian jadi,
Bisa dijadikan kebaya, hem, selendang, jilbab, gorden, taplak meja, sapu tangan, sprei , sampai hiasan-hiasan dinding, payung, kipas, dan hiasan perabotan lainnya. Sasirangan pun bisa dipakai dalam kesempatan apa saja, baik resmi maupun santai.


Motif kain sasirangan, pada dasarnya hampir serupa dengan kain Jumputan atau Teritik dari daerah Jawa. Hanya saja, sasirangan mampunyai motif tradisional dan ciri tersendiri.

Beberapa nama motif sasirangan antara lain motif Banawati, Tali Gapu, Bayam Raja, Kulat Kurikit, Kangkung Kaombakan, Ombak Sinapur Karang, Naga Mendung, Bintang Bahambur, Dara Manginang, Puteri Menangis, dan banyak lagi.

Untuk diketahui, motif-motif yang disebutkan diatas mempuanyai arti dan makna tersendiri. Sehingga, dalam pembuatannya, sasirangan seringkali mengikuti kehendak pemesannya. Oleh karena itu, orang Banjar sering kali menyebut Sasirangan sebagai kain Pamintan yang artinya permintaan.






Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar