MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG BLACK BOX
Pada Hari Rabu (9/5/2012) sebuah pesawat
buatan Rusia, Sukhoi Superjet 100 hilang di Gunung Salak, Bogor, Jawa
Barat setelah pada pukul 14.30 dilaporkan hilang kontak. Lalu pada hari
Kamis (10/5/2012) bangkai pesawat telah berhasil ditemukan dan tim SAR
segera berupaya melakukan evakuasi para korban, termasuk mencari
keberadaan black box untuk mengetahui penyebab dari terjadinya
kecelakaan tersebut. Namun tahukah Anda apakah black box itu?
Black Box adalah sekumpulan perangkat
yang digunakan dalam bidang transportasi – umumnya merujuk kepada
perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara
kokpit (cockpit voice recorder; CVR) dalam pesawat terbang.
Fungsi dari kotak hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara
pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta
untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan. Walaupun
dinamakan Black Box tetapi sesungguhnya kotak tersebut tidak berwarna
hitam melainkan berwarna jingga (oranye). Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pencarian jika pesawat itu mengalami kecelakaan.
Penempatan kotak hitam ini dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah
ditemukan. Umumnya terdapat dua unit kotak hitam yang diletakkan pada
bagian depan pesawat dan bagian ekor pesawat, yang diyakini merupakan
bagian yang utuh ditemukan.
ASAL PENEMUAN
Terdapat berbagai versi dalam penemuan kotak hitam atau alat perekam
dalam dunia penerbangan. Terlebih lagi ketika kecelakaan pesawat
terbang, seringkali pesawat hancur sehingga sulit dicari sebab
kecelakaan tersebut. Hal tersebut mendorong Dr.David Warren, seorang
ahli ledakan, membuat alat yang dapat merekam semua informasi sebelum
terjadi kecelakaan.
Idenya diambil dari sebuah alat tape recorder yang berukuran saku, dan
disain dibuat di Australia, untuk dilanjutkan menjadi alat yang merekam
semua arus komunikasi dalam penerbangan. Alat ini ini bisa merekam suara
pilot dan semua data yang diterima dari 8 alat yang berbeda. Semua data
ini bisa dipisah dan menghasilkan data yang akurat tentang penyebab
kecelakaan. Alat ini kemudian dirancang untuk digunakan dalam perawatan
dan pemeliharaan pesawat. Sehingga diketahui bagian mana yang mengalami
tekanan.
Alat rekaman ini kemudian dimasukkan dalam kotak baja yang kuta untuk
menjaga agar tidak ikut hancur ketika kecelakaan pesawat. Kotak ini
kemudian dilapisi asbes tahan api sehingga kabel-kabelnya tidak ikut
rusak karena panas.
Masalah lain adalah ketika kekhawatiran pembicaraan para pilot selama
penerbangan tersiar ke masyarakat umum dan disalahgunakan. Untuk
mengatasi ini, dibuatkan komputer khusus yang disambungkan ke perekam.
Dengan bantuan grafik, bisa dihasilkan gambar dari setiap kejadian.
ASAL ISTILAH
Red Egg
Istilah kotak hitam muncul ketika sellepas pertemuan mengenai perekam
penerbangan komersial pertama yang dinamai “Red Egg” karena warna dan
bentuknya, seseorang berkomentar: “Ini adalah kotak hitam yang
menakjubkan”. Kotak hitam adalah istilah yang lebih humoris dan hampir
tidak pernah digunakan dalam industri keselamatan penerbangan.Perekam
ini secara umum tidak berwarna hitam, namun biasanya oranye terang
(lihat gambar) karena ditujukan agar mudah dicari dan ditemukan setelah
terjadi suatu insiden.
Box-of-tricks
Asal alternatif untuk istilah ini adalah dari terminologi RAF ketika
Perang Dunia II. Selama periode inovasi elektronik baru pada 1940-1945,
benda seperti Oboe, GEE dan H2S dipasang pada pesawat (biasanya pesawat
pengebom) secara rutin. Purwarupanya ditutupi kotak besi buatan dan
dicat hitam untuk mencegah pemantulan. Setelah beberapa waktu, barang
elektronik “baru” apapun disebut sebagai “kotak trik” (box-of-tricks)
atau “kotak hitam” (black box). Ekspresi ini meluas hingga masa
penerbangan sipil setelah perang dan akhirnya penggunaan secara umum.
Pengembangan Teknologi
Alat perekam dalam penerbangan ini, Flight Data Recorder (FDR) atau
Cockpit Data Recorder (CDR), umumnya menggunakan pita perekam selayaknya
kaset pada tape recorder. Namun perkembangan baru, kini telah digunakan
FDR atapun CDR yang merekam menggunakan chip memory khusus.
Ketika terjadi insiden 11 September 2011 yang dikenal dengan 9-11,
muncul usulan dari pihak keselamatan penerbangan agar kokpit persawat
dilengkapi dengan Video Data Recorder yang merekam aktivitas dan situasi
pilot saat penerbangan termasuk menit-menit terakhir dalam kecelakaan
untuk melihat situasi sebenarnya.
CARA KERJA
CVR merupakan seluruh data percakapan di dalam ruang kocpit baik
percakapan pilot dengan co pilot maupun dengan bandara pengawas.
Sedangkan FDR mencatat seluruh data penerbangan pesawat, mulai dari
ketinggian pesawat, kecepatan, tekanan kabin, temperatur udara diluar,
kinerja mesin, dll.
Kotak hitam yang di perkenalkan pada tahun 1960 an. Kala itu sistem
perekam kotak hita berupa pita magnetik yang cara kerjanya mirip tape
recorder tempo dulu. Di era 1990 pita magnetik digantikan dengan
Solid-state Technology yang menggunakan chip memori untuk merekam data.
Cara kerja Solid-state Technology
Data dari FDR dan CVR disimpan di memory boards di dalam
crash-survivable memory unit (CSMU) – pelindung black-box1memory yang
berbentuk silindris. Dengan alat ini lebih dari 700 macam parameter data
dapat disimpan.
Seluruh data yang dikumpulkan oleh sensor sensor di pesawat terbang di
kirim ke flight-data acquisition unit (FDAU) yang terletak di hidung
pesawat. FDAU inilah sebagai perantara sebelum data di simpan dalam
kotak hitam.
Itulah sebabnya mengapa setiap ada kecelakaan pesawat terbang, kotak
hitam inilah yang di cari oleh investigator, karena data-data terakhir
sebelum terjadi kecelakaan terekam dalam kotak hitam ini. Biasanya
data-data di dalam kotak hitam (black box) ini dirahasiakan oleh
penyelidik karena berbagai alasan.
Spesifikasi Umum:
Perekam Data Penerbangan
Mencatat waktu: 25 jam terus menerus
Jumlah parameter: 18 – 1000 +
Dampak toleransi: 3400Gs / 6,5 ms
Tahan api: 1100 degC / 30 menit
Air tekanan perlawanan: 20.000 kaki terendam
Underwater locator beacon: 37,5 KHz; baterai memiliki umur simpan dari 6 tahun atau lebih, dengan 30-hari
kemampuan operasi pada saat aktivasi
Perekam suara kokpit:
Mencatat waktu: 30 menit terus menerus, 2 jam untuk solid state unit digital
Jumlah saluran: 4
Dampak toleransi: 3400Gs / 6,5 ms
Tahan api: 1100 degC / 30 menit
Air tekanan perlawanan: 20.000 kaki terendam
Underwater locator beacon: 37,5 KHz; baterai memiliki umur simpan dari 6 tahun atau lebih, dengan 30-hari
kemampuan operasi pada saat aktivasi
Rancangan kotak hitam modern sudah diatur
oleh sebuah kelompok yang disebut Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional (ICAO). ICAO menentukan informasi apa kotak hitam harus
mencatat, lebih dari apa yang jangka waktu sudah disimpan, dan bagaimana
survivable harus kotak.
Para delegasi ICAO banyak tanggung jawab ini kepada Organisasi
Penerbangan Sipil Eropa Tetap (EUROCAE) yang menangani dokumen yang
disebut Minimum Spesifikasi Kinerja Operasional Crash Airborne Sistem
Perekam Dilindungi.
Baca Artikel lainya:
0 comments:
Posting Komentar