Kamis, 13 Oktober 2011

PENYEMPURNAAN TOLAK AIR

Penyempurnaan tolak air merupakan salah satu proses penyempurnaan yang tertua dan paling banyak dilakukan pada penyempurnaan tekstil. Jas hujan, pakaian olahraga, pakaian kerja, berbagai macam bahan tekstil untuk kegiatan outdoor, bahkan hingga kain pelapis dan kain-kain berat banyak yang memerlukan penyempurnaan tolak air. Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil penyempurnaan tolak air yang baik adalah persiapan penyempurnaan yang baik, mengingat banyaknya zat-zat pembantu tekstil yang dapat mempengaruhi efek tolak air. Zat-zat tersebut antara lain adalah surfaktan dan deterjen yang banyak digunakan dalam proses persiapan penyempurnaan dan pencelupan. Sejumlah kecil surfaktan (0,005%) yang tertinggal pada bahan sudah dapat mengurangi efek tolak air secara nyata. Ini menunjukkan betapa penting sesungguhnya penghilangan zat-zat tersebut secara tuntas dan sempurna dari bahan yang akan dikerjakan penyempurnaan tolak air. Campuran deterjen anionik dan non-ionik telah terbukti ampuh menghilangkan sisa-sisa zat-zat hidrofilik yang tidak dapat dihilangkan dari bahan dengan pembilasan biasa. Tergantung pada tujuan akhir pemakaiannya maka pengujian tolak air dapat dilakukan dengan cara uji siram atau Bundesmann. Uji siram tidak dapat memberikan hasil secara eksak akan tetapi memungkinkan dilakukannya evaluasi kemampuan tolak air kain secara sederhana dan cepat. Cara uji ini hanya sesuai untuk produk dengan daya tolak air cukup hingga sedang, karena cara ini tidak lagi mampu membedakan antara yang sedang dan baik. Untuk produk dengan spesifikasi tolak air tinggi cara uji yang digunakan biasanya adalah Bundesman, dan suatu produk dikatakan memiliki daya tolak air tinggi bila rating-nya mendekati lima, misalnya untuk jas hujan, yang artinya setelah 10 menit uji hujan Bundesmann (suatu kondisi yang ekivalen dengan hujan lebat selama 2 jam atau hujan biasa selama 24 jam terus-menerus) tidak ada tanda basah yang tampak pada kain. Konstruksi kain memiliki peran menentukan ketahanan-rembes (impermeability) kain. Bila kerapatan kain dirasa kurang dan masih memungkinkan terjadinya perembesan, maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan zat pengisi berupa dispersi polimer yang akan bekerja ”menambal“ pori-pori kain yang terlalu besar. Namun demikian, perlu diingat bahwa penutupan pori-pori tersebut oleh zat pengisi juga berakibat pada berkurangnya daya tembus udara yang dapat mengurangi kenyamanan pakai kain, dan ini menjadi penting terutama untuk produk-produk sandang. Beberapa zat kimia yang dapat digunakan untuk menghasilkan efek tolak air baik yang permanen ataupun semi-permanen antara lain adalah emulsi parafin yang mengandung garam-garam aluminum (Ramasit K), emulsi parafin yang mengandung garam-garam zirkonium (Pesristol E), senyawa N-metilol urea dengan residu asam lemak tinggi (Persistol HP; asam lemak: C17H35-CO-), hidrogenmetil atau dimetil polisiloksan, dan senyawa fluorokarbon. Berbeda dengan senyawa-senyawa tolak air lain, fluorokarbon juga memiliki kemampuan untuk menolak minyak. Dari pemahaman kita mengenai peristiwa dan teori pembasahan permukaan bahan dapat disimpulkan bahwa pembasahan dapat dicegah dengan cara menurunkan tegangan permukaannya, dan ini dapat dilakukan dengan cara memodifikasi sifat permukaan bahan. Salah satu caranya adalah dengan melapisi permukaan bahan dengan suatu lapisan film yang tegangan permukaannya lebih rendah. Cara lain adalah dengan menempelkan secara tegak lurus molekul-molekul pendek yang salah satu ujungnya memiliki gugus penolak air pada permukaan bahan membentuk semacam bulu-bulu molekuler bersifat hidrofobik. Dengan cara ini sifat-sifat mekanik seperti kelenturan dan kelemasan kain serta daya tembus udara (yang berhubungan dengan kenyamanan pakai kain) tidak terpengaruh. Baik lapisan film maupun bulu-bulu molekuler, keduanya membutuhkan sifat hidrokarbon (dengan gugus-gugus yang memiliki tegangan permukaan lebih rendah seperti =CH2, -CH3 atau rantai-rantai yang diperfluorinasi) untuk menurunkan tegangan permukaan serat hingga mampu menolak air.

Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar