Tweet |
Apakah
kamu suka memperhatikan ketika sinar matahari menerobos jendela? Tampak debu
beterbangan dan jejak sinar matahari pun dapat kamu lihat dengan jelas. Ketika
langit siang hari tertutup awan, apa kamu melihat sinar menerobos bagian awan
yang berlubang? Fenomena seperti itu
sering dimanfaatkan oleh agen Moulder dan Sculley dalam film X-file
untuk mengamati tempat-tempat yang gelap dengan kilatan cahaya. Semua hal ini berhubungan dengan salah satu
sifat yang dimiliki partikel koloid yaitu efek Tyndall. Apa itu efek Tyndall dan apa pula yang
dimaksud dengan koloid ?
·
Koloid
atau dispersi koloid adalah bentuk materi yang memiliki sifat di antara larutan
dan campuran atau suspensi.
·
Bidang
ini pertama kali dikenalkan oleh Thomas Graham.
·
Larutan adalah campuran homogen antara dua materi
atau lebih, dimana bagian sifatnya serbasama, contoh larutan gula dalam
air.
Larutan gula
|
·
Gula ketika dilarutkan ke dalam air akan tampak bening
karena dalam larutan dapat membentuk molekul kecil dengan ukuran < 400nm.
·
Zat terlarut dalam larutan tidak mudah mengendap pada
sampai berapa lama pun hal itu terjadi karena gaya gravitasi jauh lebih kecil jika
dibandingkan energi kinetik molekul dalam larutan
|
Pengendapan
|
·
Ketika ukuran partikel zat terlarut > 750nm, maka
mengendap ke bawah karena gaya
gravitasi lebih berpengaruh dibandingkan dengan energi kinetik pada larutan.
·
Campuran zat terlarut dengan ukuran lebih besar akan
membentuk campuran heterogen atau suspensi.
|
·
saat
partikel zat terlarut berukuran antara 400 nm – 750 nm, maka partikel tersebut
tidak dapat membentuk larutan yang bening karena ukurannya terlalu besar,
tetapi gaya
gravitasi tidak membuat partikel tersebut mengendap, maka terbentuklah disperse
koloid.
partikel
koloid mengalami hamburan dan tersebar dalam suatu medium sehingga dihasilkan
dispersi (sebaran) koloid atau biasa disebut sistem koloid.
·
Koloid
dapat berupa gas, cairan atau pun padatan.
- Selai, mayones, tinta cina, susu dan kabut merupakan contoh sistem koloid, dalam sistem tersebut partikel koloid tersebar (terdispersi) dalam suatu partikel lain yang jumlahnya lebih banyak dan disebut medium pendispersi.
- Berdasarkan jenis fasa pendispersi, yaitu zat yang memiliki jumlah lebih banyak dan fasa zat yang terdispersi koloid terbagi menjadi delapan macam. Berikut jenis koloid berikut contohnya :
Fasa medium pendispersi
|
Fasa
zat terdispersi
|
Nama
Koloid
|
Contoh
|
Gas
|
Cair
|
Aerosol
|
Kabut
|
Padat
|
Aerosol
padat
|
Asap
|
|
Cair
|
Gas
|
Busa
|
Buih
Krim
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu
|
|
Padat
|
Sol
|
Cat
|
|
Padat
|
Gas
|
Busa
Padat
|
Marshmallow
|
Cair
|
Emulsi
Padat
|
Mentega
|
|
Padat
|
Sol
Padat
|
Gelas
Ruby
|
·
Koloid
memiliki sifat antara larutan homogen dan campuran heterogen, Karena partikel koloid cukup kecil sehingga
tumbukan acak yang terjadi dalam larutan, tetapi partikel tersebut tidak
benar-benar larut dalam larutan sehingga bersifat seperti campuran heterogen.
·
Larutan
koloid ini dapat terdeteksi dengan memperhatikan efek penghamburan cahaya yang
terjadi.
·
Penghamburan
menunjukkan bahwa dispersi koloid di sepanjang larutan terdiri dari
partikel-partikel berukuran besar.
·
Gerak
Brown adalah gerak lurus partikel-partikel koloid yang arahnya tidak
menentu yang disebabkan oleh tumbukan dari molekul-molekul medium pendispersi
dengan partikel-partikel koloid.
·
Gerak
Brown bisa berlangsung terus karena gaya yang bekerja pada partikel itu
dihasilkan terus menerus oleh tumbukan partikel dengan partikel dan partikel
dengan molekul medium pendispersi.
·
Gerak
Brown menyebabkan berkurangnya efek gaya gravitasi bumi terhadap partikel fasa
dispersi.
·
Oleh
karena gaya gravitasi tidak dapat mengatasi
seluruh gaya yang timbul pada tumbukan partikel
yang menyebabkan gaya
Brown itu, maka partikel koloid tidak dapat mengendap.
·
Gerakan
partikel koloid yang tidak menentu arahnya ini pertama kali ditemukan oleh
seorang sarjana Biologi bernama Robert Brown (1773-1859).
·
Setiap
partikel memiliki energi kinetik, sehingga akan selalu bergerak, partikel-partikel
koloid akan bergerak, akan saling bertumbukkan sehingga menimbulkan sifat
tertentu secara optik dan elektrik.
·
Sifat optik
merupakan sifat dari suatu zat berkaitan dengan kemampuan interaksinya dengan
gelombang cahaya.
·
Gelombang
cahaya yang terhentikan oleh partikel ukuran tertentu
·
Partikel
koloid memiliki ukuran sekitar 400nm sampai 750nm sehingga akan berinteraksi
dengan cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang antara ~400nm hingga
~750nm.
·
Interaksi
ini akan menghamburkan cahaya sehingga bagian yang terkena cahaya tampak keruh.
·
Gejala
pemantulan dan pembauran cahaya oleh partikel sistem koloid disebut efek
Tyndall.
·
Gejala
ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday kemudian diselidiki
lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisika bangsa
Inggris.
·
Efek
Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dari koloid.
|
|
·
Gelas
sebelah kiri berisi larutan koloid dan sebelah kanan berisi larutan sejati.
Dari gambar terlihat berkas cahaya yang melewati larutan koloid terlihat nyata,
sedangkan pada larutan sejati tidak terlihat.
Terlihatnya berkas cahaya tersebut disebabkan berkas cahaya yang mengenai
partikel koloid akan dihamburkan oleh partikel tersebut.
·
Efek
Tyndall juga terjadi pada pancaran Matahari ke Bumi. Pada waktu siang hari yang cerah, maka langit
akan berwarna biru. Hal ini terjadi
karena sinar Matahari melewati partikel-partikel koloid di udara. Hanya komponen sinar Matahari dengan panjang
gelombang kecil (energi besar) yang dipantulkan, sinar yang dapat dipantulkan
tersebut adalah sinar biru, nila. Hal
ini terjadi akibat posisi Matahari berada pada posisi jauh dari horizon.
·
sifat
elektrik adalah sifat dari suatu zat yang berkaitan dengan partikel bermuatan
atau listrik.
·
Sifat
elektrik koloid muncul karena koloid dapat membawa muatan listrik.
·
Adsorpsi
muatan pada koloid pun menimbulkan elektrik yang lain pada koloid.
·
Adsorpsi
adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti
ion H+ dan OH-
dari medium pendispersi.
·
Untuk
berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang
tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban.
·
Apabila
terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid maka partikel koloid
dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang
mengelilinginya.
·
Contoh:
Koloid Fe(OH)3 dalam air menyerap ion hidrogen (ion H+)
sehingga partikel bermuatan positif, sedangkan koloid As2S3
menyerap ion hidroksida (ion OH-)
sehingga partikel bermuatan negatif.
·
partikel
yang bermuatan negatif akan tertarik ke elektroda yang positif sebaliknya yang
bermuatan positif akan tertarik ke elektroda negatif.
·
Peristiwa
elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya partikel-partikel koloid menuju
elektroda, bergeraknya partikel koloid ke dalam satu elektroda menunjukkan
bahwa partikel-partikel koloid bermuatan listrik.
·
Gejala
ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel elektroforesis.
·
Dispersi
koloid dimasukkan ke dalam tabung U kemudian dicelupkan elektroda pada mulut
tabung. Apabila kawat dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan arus
listrik mengalir lewat elektroda positif dan negatif maka partikel koloid akan
bergerak ke salah satu elektroda.
·
Partikel
dispersi koloid yang bermuatan negatif akan bergerak menuju elektroda bermuatan
negatif. Dengan menggunakan sel elektroforesis dapat ditentukan muatan dari
partikel koloid.
·
Elektroforesis
dapat dipakai untuk memisahkan protein-protein dalam larutan. Muatan pada protein berbeda-beda, tergantung
pH. Dengan membuat pH larutan tertentu
(misalnya dalam larutan penyangga), pemisahan molekul-molekul protein yang
berlainan jenis terjadi.
·
Koagulasi
adalah penggumpalan koloid yang disebabkan oleh penambahan elektrolit atau
terjadinya perubahan fisik melalui cara mekanik.
a.
Koagulasi dengan penambahan zat
kimia/elektrolit
-
Ion
yang efektif untuk menggumpalkan koloid ialah ion yang muatannya berlawanan
dengan muatan koloid.
-
Contoh: Koloid Fe(OH)3 yang bermuatan
positif dicampur dengan koloid As2S3 yang bermuatan
negatif.
-
Sol
emas yang bermuatan negatif dapat dikoagulasikan dengan NaCl, CaCl2,
atau AlCl3, yang mengandung ion positif.
-
Teknik
koagulasi ini sangat berguna terutama untuk mengumpalkan karet dalam lateks
dengan cara menambahkan asam cuka.
b.
Koagulasi mekanik
-
Koagulasi
dengan cara mekanik dapat dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau
pengadukan.
-
Contoh
saat telur direbus, atau saat pembuatan agar-agar dan lem
-
Telur
yang berbentuk cairan kental menggumpal ketika terkena panas, hal ini
dikarenakan pemanasan atau penambahan elektrolit
dapat menyebabkan partikel koloid berkumpul bersama atau terkoagulasi.
-
Panas
meningkatkan energi kinetik dan kecepatan tumbukan antar molekul pada partikel
koloid sehingga memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan membentuk gumpalan
yang semakin membesar.
·
Delta
terbentuk dari pengendapan partikel koloid, karena partikel koloid yang
bermuatan mengalami reaksi dengan muatan lawannya ketika partikel tersebut
terbawa oleh air sungai dan bertemu dengan air laut yang kaya dengan
elektrolit. Hal itu terjadi karena
keberadaan ion pasangannya menyebabkan partikel koloid berkumpul bersama akibat
menghilangkannya tolakan muatan antar partikel.
·
Proses
koagulasi koloid dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan air. Air sungai yang mengandung partikel koloid
lumpur halus yang bermuatan negatif dicampur dengan koloid Al(OH)3
yang bermuatan positif sehingga terjadi koagulasi dan mengendap. Disamping itu ion Al3+ yang
terdapat dalam medium koloid Al(OH)3 secara langsung menetralkan
muatan koloid Lumpur. Setelah itu air
dipisahkan dari endapan dengan cara disaring.
Koloid Al(OH)3 diperoleh dari hidrolisis Al3+ dari
aluminium sulfat atau tawas aluminium.
·
Koloid
karbon dalam air sangat stabil, koloid tersebut bahkan tidak mengalami
perubahan hingga kira-kira 30 tahun.
·
Dalam
hampir semua koloid gas dan koloid cairan, partikel-partikel zat terdispersi
memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibanding dengan medium
pendispersinya.
·
Koloid
dapat stabil jika partikel-partikelnya tidak berkumpul menjadi ukuran yang lebih
besar sehingga tidak mengendap.
·
Mengumpalnya
koloid dapat dicegah dengan adanya pengadsorsian oleh suatu lapisan ion.
·
Partikel
yang menyerap ion yang sama muatannya akan terstabilkan karena adanya tolak
menolak antar muatan sejenis.
·
Cara
lain untuk menstabilkan suatu partikel adalah dengan mengadsorpsikan lapisan
molekul.
·
Zat-zat
yang teradsorpsi seperti sabun adalah koloid juga.
·
Koloid
yang bertindak sebagai bahan penstabil disebut koloid pelindung.
·
Koloid
pelindung sangat efektif untuk menstabilkan koloid cair-cair atau emulsi.
·
Susu
merupakan emulsi dari lemak dalam air, dan terstabilkan karena adanya kasein,
sejenis protein.
·
Contoh
penstabil koloid lainnya adalah gelatin, yang sering disgunakan untuk pembuatan
es krim.
·
Kestabilan
koloid ditentukan oleh daya tarik-menarik antar partikel fase terdispersi dan
medium pendispersinya.
·
Berdasarkan
kestabilannya koloid digolongkan kedalam koloid liofil dan liofob.
·
Sol
liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai kemampuan menarik medium
pendispersi. Contoh, gelatin dalam air dan putih telur dalam air.
·
Sol
liofob adalah sol yang fase terdispersinya tidak menarik medium pendispersi.
Contoh, As2S3 dalam air, garam sulfida dalam air, dan
belerang dalam air.
Sol Liofil
|
Sol Liofob
|
·
Reversibel
·
Stabil
·
Gerak Brown kurang jelas
·
Efek Tyndall lemah
·
Sukar diendapkan dengan penambahan elektrolit
·
Kebanyakan dapat dibuat gel
·
Partikel terdispersi dapat menyerap molekul
·
Penyusunnya senyawa organik, Contoh: protein
|
·
Tidak reversibel
·
Kurang stabil
·
Gerak Brown sangat jelas
·
Efek Tyndall kuat
·
Mudah diendapkan dengan penambahan elektrolit
·
Hanya beberapa yang dapat dibuat gel
·
Partikel terdispersi menyerap ion
·
Penyusunnya senyawa anorganik .Contoh: As2S3
|
·
Pada
prinsipnya koloid dapat dibuat dengan cara mengubah partikel-partikel berukuran
ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah
partikel besar menjadi koloid.
·
Pembuatan
koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.
·
Cara
kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-partikel yang lebih kecil menjadi
partikel yang lebih besar yaitu partikel koloid.
·
Hal
yang harus diperhatikan pada pengerjaan cara kondensasi adalah menjaga ukuran
partikel koloid, karena partikel yang terlalu besar akan mengendap.
·
Untuk
menghindari penggumpalan selama kondensasi berlangsung maka selama kondensasi
dimulai, larutan sudah harus lewat jenuh dan bibit-bibit kondensasi harus sudah
terbentuk. Bibit kondensasi ini sangat diperlukan bagi pembentukan partikel.
·
Partikel
sistem koloid yang dihasilkan umumnya bergantung pada tingkatan lewat jenuh
yang diperoleh, jumlah bibit kondensasi yang menjadi pusat proses kondensasi
dan kecepatan perpindahan partikel berukuran kecil ke arah bibit kondensat.
·
Untuk
memperoleh ukuran partikel koloid yang sama maka pada saat permulaan
kondensasi, bibit kondensat harus sudah terbentuk.
·
Cara
kondensasi dapat dilakukan dengan reaksi hidrolisis, reaksi oksidasi, reaksi
reduksi, kesetimbangan ion, dan mengubah pelarut.
·
Cara reaksi
hidrolisis
dapat dipakai untuk membuat koloid basa logam seperti Al, Fe, dan Cr, karena
basa logam tersebut berbentuk koloid. Contoh pada pembuatan sol Fe(OH)3.
FeCl3 ditambahkan kedalam ke dalam air panas. Pengadukan larutan
tersebut akan membentuk sol Fe(OH)3 yang berwarna coklat. Sol Fe(OH)3 yang terbentuk dapat
tahan lama dan partikelnya bermuatan positif karena mengadsorpsi ion H+.
·
Pembuatan
sol dengan cara oksidasi, misalnya
pembuatan sol belerang. Sol belerang dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S
ke dalam larutan SO2.Pada reaksi di atas SO2 dioksidasi
menjadi S.
·
Cara reduksi dapat dilakukan pada
pembuatan sol dari logam dari Pt, Ag, dan Au. Zat pereduksi yang digunakan
antara lain FeSO4 dan formaldehida.
Contoh: 2AuCl3
+ 3SnCl2
¾® 3SnCl4 + 2Au
·
Pada
reaksi tersebut ion A3+ direduksi menjadi Au (logam). Au padat
adalah partikel fase dispersi yang terbentuk dan menyusun sol emas. Warna sol
emas yang terbentuk bisa bermacam-macam tergantung kepada besarnya partikel Au,
umumnya berwarna biru sampai merah delima.
·
Cara
pembuatan koloid dengan kesetimbangan
ion biasa digunakan pada pembuatan sol AgCl, yaitu dengan cara penambahan
larutan HCl yang sangat encer pada larutan AgNO3. Cara ini juga digunakan pada pembuatan sol As2S3
dengan cara penambahan oksida arsen (As2O3 )pada larutan
H2S encer. Sol As2O3
berwarna kuning, bermuatan negatif, dan termasuk liofob.
·
Cara kondensasi dengan mengubah pelarut dilakukan untuk
menurunkan kelarutan suatu zat terlarut
Contoh belerang larut dalam etanol tapi tidak larut dalam air
·
Bila
larutan jenuh belerang dalam etanol dituangkan dalam air, maka akan terbentuk
sol belerang. Hal ini terjadi akibat menurunnya kelarutan belerang di dalam
campuran tersebut. Pembentukkan koloid
dengan cara ini dapat pula terjadi pada saat air ditambahkan dalam larutan
indikator fenolftalein dengan pelarut etanol dan membentuk larutan koloid
seperti susu.
·
Pembuatan
koloid dengan cara dispersi yaitu dengan memecah molekul besar menjadi
molekul-molekul lebih kecil yang sesuai dengan ukuran partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara
mekanik dan cara peptasi
·
Dengan
cara mekanik, partikel kasar dipecah
sampai halus.
·
Dalam
laboratorium kimia pemecahan partikel ini dilakukan dengan menggunakan lumping
dan alu kecil, sedangkan dalam industri digunakan mesin penggiling koloid.
·
Zat
yang sudah halus dimasukkan ke dalam cairan sampai terbentuk suatu sistem
koloid. Contoh dalam pembuatan tahu dari kacang kedelai yang digiling supaya
dapat membentuk koloid.
·
Cara peptasi dilakukan dengan
menambahkan ion sejenis pada suatu endapan, sehingga endapannya terpecah
menjadi partikel-partikel koloid. Cara ini biasa digunakan untuk membuat sol
liofil. Contoh: Endapan AgI dapat
dipeptasi dengan menambahkan larutan elektrolit dari ion sejenis, misalnya
kalium iodida (KI) atau perak nitrat (AgNO3)
·
Koloid dapat
pula dibuat dengan cara gabungan, yaitu gabungan dari cara dispersi dan
kondensasi.
·
Cara
gabungan dikenal juga dengan cara busur bredig.
·
Pada cara
busur bredig arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui elektroda logam
yang tecelup dalam air. Kedua ujung
elektroda dibuat hampir bersentuhan sehingga dapat terjadi loncatan elektron
antar kedua elektroda. Loncatan elektron
yang terjadi akan memanaskan logam hingga menguap. Uap logam kemudian mengalami kondensasi dan
membentuk sol dengan medium pendispersi air.
·
Pembuatan
koloid dengan cara ini biasa digunakan untuk membuat sol logam. Logam yang dapat membentuk sol dengan cara
ini adalah platina, emas dan perak.
·
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kegunaan koloid baik langsung maupun tidak
langsung. Beberapa kegunaan koloid
adalah sebagai berikut:
-
Industri
kosmetika : Bahan kosmetika seperti foundation, finishing cream, dan deodorant
berbentuk koloid dan umumnya sebagai emulsi.
-
Industri
tekstil : Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya
serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki
daya serap yang tinggi sehingga dapat melekat pada tekstil.
-
Industri
sabun dan deterjen : Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk
emulsi antara kotoran (minyak) dengan air.
-
Kelestarian
lingkungan : Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik,
digunakan suatu alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk
menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar
dari cerobong asap pabrik.
·
Sifat
adsorpsi pada koloid ini menyebabkan koloid banyak digunakan dalam berbagai
macam industri, misalnya sebagai berikut:
-
Industri
gula : Gula pasir yang masih kotor (berwarna coklat) dilarutkan dalam air
panas, lalu dialirkan melalui sistem koloid yang berupa tanah diatomik (mineral
harus berpori) dan arang tulang. Kotoran pada gula akan diadsorpsi oleh tanah
diatomik dan arang tulang sehingga gula menjadi bersih.
-
Industri
tekstil : Serat yang akan diwarnai dicampur dengan garam Al2(SO4)3,
lalu dicelupkan ke dalam larutan zat warna. Koloid Al(OH)3 yang
terbentuk karena hidrolisis Al2(SO4)3, akan mengadsorpsi zat warna
-
Industri
air minum : Air yang keruh dapat dijernihkan dengan menambahkan tawas atau K2SO4.
Al2(SO4)3. Koloid Al(OH)3 yang
terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran
dalam air.
·
Sifat
elektroforesis koloid digunakan dalam industri lateks, untuk melapisi
logam-logam dengan lateks koloid (karet), atau mengecatkan anti karat pada
badan mobil. Partikel-partikel lateks
yang bermuatan, cat dan sebagainya tertarik dan menempel pada logam akibat
logam diberi muatan listrik yang berlawanan dengan muatan lateks koloid.
Tugas mandiri
- Sebutkan macam-macam sistem koloid berdasarkan perbedaan fasa pendispersi dan terdispersinya ! Beri contoh !
- Coba kamu jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah :
a.
efek
tyndall
b.
gerak
Brown
c.
koagulasi
d.
liofil
dan liofob
- Apa perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan cara disrpersi? Jelaskan dan beri contoh !
- Jelaskan cara pembuatan :
a. sol belerang
b. sol Fe(OH)3
c. sol emas
5.
Sebutkan
kegunaan koloid dalam berkaiatan dengan masalah kesehatan, lingkungan, proses
penjernihan air minum, industri tekstil dan kosmetik ?
0 comments:
Posting Komentar