Tweet |
A.
PROSES
MERSERISASI DAN KOSTISASI
Proses merserisasi dan kostisasi merupakan
proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campurannya.
Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat
selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 26-30o
Be sambil diberi peregangan. Sedangkan proses kostisasi adalah istilah untuk
perlakuan yang sama seperti merserisasi kecuali tidak ada peregangan pada bahan
dan konsentrasi NaOH lebih rendah yaitu sekitar 20-25o Be. Proses
merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya
dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang
telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih
mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang
terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan
mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat
fisik seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
B.
TUJUAN,
MEKANISME, DAN METODE MERSERISASI DAN KOSTISASI
a. Tujuan
Merserisasi dan Kostisasi
Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk
memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekatan tarik, dan daya serap terhadap
zat warna dan uap air. Sedangkan tujuan dari proses kostisasi adalah karena
bahan tidak mengalami peregangan maka tidak terjadi peningkatan kilau bahan
namun bahan menjadi elastis.
b. Mekanisme
Merserisasi dan Kostisasi
Bahan kapas yang direndam dalam larutan NaOH
dengan konsentrasi tinggi akan menggembungkan serat ke arah melintang dan menciut ke arah membujur.
Penampang melintang serat kapas yang awalnya berbentuk seperti ginjal akan
berubah menjadi bentuk elips dan kemudian menjadi bundar, hal ini mengakibatkan
meningkatnya kemampuan serat dalam memantulkan cahaya sehingga bahan akan
kelihatan lebih berkilau. Puntiran serat kapas membuka sehingga serat lebih
menggembung pada bagian kristalin mengakibatkan serat mampu membagi beban
sepanjang serat dengan merata sehingga kekuatan tariknya bertambah. Pada saat
serat kapas menyerap kostik, mula-mula serat selulosa berubah menjadi alkali
selulosa, dan pada pencucian berulang serat berubah menjadi hidroselulosa, dimana
serat lebih banyak mengandung gugus –OH yang dapat menyerap air lebih banyak
dan dengan demikian serat lebih mudah dimasuki oleh zat warna.
Faktor yang berpengaruh pada proses ini
adalah konsentrasi NaOH, suhu larutan, waktu perendaman, peregangan arah lusi
dan pakan, zat pembasah / penetrasi, kondisi kain sebelum merser apakah grey
atau kain yang telah dihilangkan kotorannya melalui penghilangan kanji dan atau
pemasakan.
c. Metode
merserisasi dan Kostisasi
Ada dua
metode yang dapat dilakukan tergantung dari jenis mesin yang tersedia, yaitu
metode merserisasi dengan pemberian peregangan arah lusi dan pakan kain
menggunakan mesin Chain Merser dan metode tanpa peregangan arah pakan
menggunakan mesin Chainless dimana proses ini disebut kostisasi. Disamping itu
berdasarkan suhu proses terdiri dari merserisasi dingin yaitu suhu larutan NaOH
15-20o C dan merserisasi panas dengan suhu larutan 80oC.
Serat berdasarkan kondisi kain yang diproses terdapat metode dry
on wet yaitu kain sebelum merser dalam keadaan kering dan metode wet
on wet yaitu kain sebelum merser dalam keadaan basah.
0 comments:
Posting Komentar