Rabu, 30 November 2011

PROSES MERSERISASI DAN KOSTISASI


A.   PROSES MERSERISASI DAN KOSTISASI
Proses merserisasi dan kostisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 26-30o Be sambil diberi peregangan. Sedangkan proses kostisasi adalah istilah untuk perlakuan yang sama seperti merserisasi kecuali tidak ada peregangan pada bahan dan konsentrasi NaOH lebih rendah yaitu sekitar 20-25o Be. Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.


B.   TUJUAN, MEKANISME, DAN METODE MERSERISASI DAN KOSTISASI
a.    Tujuan Merserisasi dan Kostisasi
Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekatan tarik, dan daya serap terhadap zat warna dan uap air. Sedangkan tujuan dari proses kostisasi adalah karena bahan tidak mengalami peregangan maka tidak terjadi peningkatan kilau bahan namun bahan menjadi elastis.
b.    Mekanisme Merserisasi dan Kostisasi
Bahan kapas yang direndam dalam larutan NaOH dengan konsentrasi tinggi akan menggembungkan serat ke  arah melintang dan menciut ke arah membujur. Penampang melintang serat kapas yang awalnya berbentuk seperti ginjal akan berubah menjadi bentuk elips dan kemudian menjadi bundar, hal ini mengakibatkan meningkatnya kemampuan serat dalam memantulkan cahaya sehingga bahan akan kelihatan lebih berkilau. Puntiran serat kapas membuka sehingga serat lebih menggembung pada bagian kristalin mengakibatkan serat mampu membagi beban sepanjang serat dengan merata sehingga kekuatan tariknya bertambah. Pada saat serat kapas menyerap kostik, mula-mula serat selulosa berubah menjadi alkali selulosa, dan pada pencucian berulang serat berubah menjadi hidroselulosa, dimana serat lebih banyak mengandung gugus –OH yang dapat menyerap air lebih banyak dan dengan demikian serat lebih mudah dimasuki oleh zat warna.
Faktor yang berpengaruh pada proses ini adalah konsentrasi NaOH, suhu larutan, waktu perendaman, peregangan arah lusi dan pakan, zat pembasah / penetrasi, kondisi kain sebelum merser apakah grey atau kain yang telah dihilangkan kotorannya melalui penghilangan kanji dan atau pemasakan.
c.    Metode merserisasi dan Kostisasi
Ada dua metode yang dapat dilakukan tergantung dari jenis mesin yang tersedia, yaitu metode merserisasi dengan pemberian peregangan arah lusi dan pakan kain menggunakan mesin Chain Merser dan metode tanpa peregangan arah pakan menggunakan mesin Chainless dimana proses ini disebut kostisasi. Disamping itu berdasarkan suhu proses terdiri dari merserisasi dingin yaitu suhu larutan NaOH 15-20o C dan merserisasi panas dengan suhu larutan 80oC. Serat berdasarkan kondisi kain yang diproses terdapat metode dry on wet yaitu kain sebelum merser dalam keadaan kering dan metode wet on wet yaitu kain sebelum merser dalam keadaan basah.



Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar