Tweet |
Sebagai Panutan
umat,Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun melakukan apa yang itu
dinamakan Bercanda.Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak
istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil
hati serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan,
tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi
hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata
kecuali yang benar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits
yang menceritakan seputar bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Seperti hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku belum
pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa
terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya
tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)
Beberapa Cerita:
1. Di Surga Tidak Ada Nenek-Nenek ::2. mata ada putih putihnya
Rasulullah SAW juga pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada Allah agar Allah memasukkan aku ke surga .”
Maka Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya surga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua .”
Maka wanita tua itu pun menangis , karena ia memahami apa adanya.
Kemudian Rasulullah SAW memahamkannya, bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik .
Lalu Nabi SAW membaca firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) itu dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al Waqi’ah: 35-37)
Zaid bin Aslam berkata, Ada seorang wanita bernama Ummu Aiman datang ke Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya suamiku mengundangmu.”3. makan kurma berikut biji2nya
Nabi berkata, “Siapakah dia, apakah dia orang yang matanya ada putih-putihnya?.”
Ia berkata, “Demi Allah tidak ada di matanya putih-putih!.”
Maka Nabi berkata. “Ya, di matanya ada putih-putih.”
Maka wanita itu berkata, “Tidak, demi Allah.”
Nabi berkata, “Tidak ada seorang pun kecuali di matanya ada putih-putihnya.”
(Az-Zubair bin Bakar dalam “Al Fakahah wal Mizah” dan Ibnu Abid-Dunya).
Yang dimaksud dalam hadits ini adalah putih yang melingkari hitamnya bola mata.
Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang ifthor. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji- biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam- diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.
Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan, “ Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.”
Nabi pun tersenyum dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya”. (HR. Bukhori)
4. julur lidah
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Ia pun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.” (Lihat Silsilah Ahadits Shahihah, no hadits 70)
5. anak unta
Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAw, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya.
Rasulullah berkata : “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.
Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat.
“Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”
Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta”
Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)
6. zahir
Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan.
Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)
Teladan
kita, Rasulullah SAW, adalah orang yang senang menebarkan kegembiraan
dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Walapun beliau menghadapi
berbagai kesusahan yang beraneka ragam, namun beliau juga bergurau dalam
batasan tidak berbicara sesuatu kecuali yang benar.
0 comments:
Posting Komentar