Tweet |
I.
MAKSUD
DAN TUJUAN
A.
MAKSUD
Mempelajari
bagaimana mekanisme pengelantangan dan pemutihan optik pada bahan selulosa,
sintetik, dan campuran ( selulosa dan sintetik ).
TUJUAN
1. Membandingkan
mekanisme pengelantangan dan pemutihan optik baik secara bertahap maupun secara
simultan pada kain kapas.
2. Mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengelantangan dan pemutihan optik.
3. Menghilangkan
kotoran organik yang berwujud pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya
dengan proses pemasakan saja dan menambah kecerahan bahan karena mampu
memantulkan sinar lebih banyak.
4. Menganalisa
dan mengevaluasi hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik dengan tes
derajat putih.
II.
TEORI
DASAR
A.
PROSES
PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK
Proses pengelantangan dan pemutihan optik
merupakan proses lanjutan setelah proses pemasakan. Dalam industri tekstil
proses ini dapat dilakukan dengan sistem kontinyu dan diskontinyu. Bahan yang
telah diproses pengelantangan dan atau pemutihan optik akan memiliki derajat
putih yang lebih baik. Proses pengelantangan ditujukan untuk mendapatkan kain
yang memang dijual sebagai kain putih (dilakukan pengelantangan sempurna dan
dilanjutkan pemutihan optik), atau untuk kain yang akan dicelup warna muda dan
cerah (hanya dilakukan pengelantangan sebagian).
B.
TUJUAN
DAN MEKANISME PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk
menghilangkan kotoran-kotoran organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna
alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat
berbeda antara pengelantangan dan pemutihan optik, dimana tujuan proses
pemutihan optik adalah untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu
memantulkan sinar lebih banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih
cerah.
Mekanisme pengelantangan ini sendiri
dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat
pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat
reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap
dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang
lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih.
Pada proses pemutihan optik bahan direndam
dalam larutan pemutih optik dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar
matahari / sinar ultraviolet dan memantulkannya menjadi sinar tampak pada
daerah ungu-biru, sehingga jumlah sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan
mengurangi pantulan sinar pada daerah kuning atau merah pada bahan.
C.
METODE
PENGELANTANGAN
Proses pengelantangan yang dilakukan pada
selulosa umumnya menggunakan zat oksidator sebagai zat pengelantang. Zat
pengelantang yang bersifat oksidator dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Mengandung
Khlor = Natrium hipoklorit (NaOCl),
Natrium klorit (NaClO2),
dan
kaporit / Ca(ClO)2.
2. Tanpa
Khlor = Hidrogen peroksida
(H2O2), Natrium peroksida
(Na2O2),
Natrium borak (Na2BO3), Kalium permanganat (KMnO4),
Kalium kromat (K2CrO4)
Metode yang digunakan untuk proses
pengelantangan dapat dilakukan secara bak maupun kontinyu. Pengelantangan pada
kondisi suhu kamar juga bisa dilakukan dengan metode bak atau J-Box tanpa
pemanasan. Pada sistem kontinyu (dibenam peras) dengan larutan pengelantang dan
didiamkan selama waktu tertentu tergantung dari khlor aktif yang digunakan.
III.
PRAKTIKUM
A.
ALAT
DAN BAHAN
·
3 buah gelas piala porselin 1000 ml
·
3 buah pengaduk kaca
·
3 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
·
3 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
·
1 buah timbangan digital
·
3 buah termometer
·
3 lembar bahan kapas hasil merserisasi,
kostisasi, dan pemasakan
·
Zat sesuai resep
B.
DIAGRAM
ALIR PRAKTEK
1.
Proses
Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
|
2.
Proses
Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
|
3.
Proses
Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan
|
C.
RESEP
1.
Proses
pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan pemutihan optik
a.
Pengelantangan
dengan Ca(OCl)2
Ca(OCl)2
= 3 g / L
Na2CO3 = 7 g / L
Pembasah = 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 30 0 C
Waktu
= 1 jam
b.
Penghilangan
endapan
HCl
20o Be = 3 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 30 0 C
Waktu
= 30 menit
c.
Proses
anti-khlor
NaHCO3
= 3 g / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 30 0 C
Waktu
= 30 menit
Resep Alternatif
Na2S2O5 =
1 g / L
Na2CO3 = 1 g / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 30 0 C
Waktu
= 30 menit
d.
Pemutihan
optik
OBA/
hostaluk = 2-3 g / L
NaCl = 30 g / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 60-70 0 C
Waktu
= 30 menit
2.
Proses
pengelantangan dengan H2O2 dan pemutihan optik
a.
Pengelantangan
dengan H2O2
H2O2
35% = 20 cc / L
NaCO3 = 3 g / L
Stabilisator = 0,75 g / L
Pembasah = 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 80 0 C
Waktu
= 1 jam
b.
Pemutihan
Optik
OBA/
hostaluk = 2-3 g / L
NaCl = 30 g / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 60-70 0 C
Waktu
= 30 menit
3.
Proses
pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan
H2O2
35% = 20 cc / L
OBA/
hostaluk = 2-3 g / L
Na2CO3 = 2 g / L
NaCl = 30 g / L
Stabilisator = 1 g / L
Pembasah = 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 80 0 C
Waktu
= 1 jam
D.
FUNGSI
ZAT
Ca(OCl)2 = zat oksidator yang berfungsi
sebagai pengelantang yang mengandung khlor
H2O2 = zat oksidator yang
berfungsi sebagai pengelantang
Pembasah = zat yang membantu proses penyerapan
larutan secara merata dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan
permukaan
HCl = zat alkali kuat yang
berfungsi untuk menghilangkan endapan kaporit
NaHSO3 = zat reduktor yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya oksidasi terhadap kapas karena proses pada suhu tinggi
Na2S2O5 = zat yang berfungsi untuk menghilangkan
khlor sisa dari kaporit pada proses pengelantangan
Na2CO3 = zat yang berfungsi
untuk mengaktifkan kerja reduktor
NaCl
= zat yang
berfungsi untuk mengatur pH larutan pada proses pengelantangan dengan oksidator
Stabilisator
= zat yang membantu
menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan agar tidak terjadi
oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator terlalu cepat)
OBA = zat pemutih optik untuk
serat selulosa (kapas)
E.
PERHITUNGAN
RESEP
1.
Proses
Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
a.
Pengelantangan
dengan Ca(OCl)2
Berat
bahan = 8,38 g
Jumlah
larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Ca(OCl)2 = 3 g / 1000 ml x 167,6
ml
= 0,5 g
Na2CO3 = 7 g / 1000 ml x 167,6
ml
= 1,17 g
= 1,2 g
Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,1676 ml
= 0,2 ml
b.
Penghilangan
endapan
Berat
bahan = 8,38 g
Jumlah
larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
HCl
20o Be = 3 ml / 1000 ml
x 167,6 ml
= 0,5 ml
c.
Proses
anti-khlor
Berat
bahan = 8,38 g
Jumlah
larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Na2S2O5 = 1 g / 1000 ml x 167,6
ml
= 0,1676 g
= 0,2 g
Na2CO3 = 1 g / 1000 ml x 167,6
ml
= 0,1676 g
= 0,2 g
d.
Pemutihan
optik
Berat
bahan = 8,38 g
Jumlah
larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA = 3 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,5 g
NaCl =
30 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 5 g
2.
Proses
Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
a.
Pengelantangan
dengan H2O2
Berat
bahan = 7,83 g
Jumlah
larutan = berat bahan x volt
= 7,83 g x 20
= 156,6 g
= 156,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2
35% = 20 ml / 1000 ml x 156,6 ml
= 3,1 ml
NaCO3 = 3 g / 1000 ml x
156,6 ml
= 0,47 g
= 0,5 g
Stabilisator = 0,75 g / 1000 ml x 156,6 ml
= 0,12 g
Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 156,6 ml
= 0,16 ml
b.
Pemutihan
optik
Berat
bahan = 7,83 g
Jumlah
larutan = berat bahan x volt
= 7,83 g x 20
= 156,6 g
= 156,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA = 3 g / 1000 ml x 156,6 ml
0 comments:
Posting Komentar