Jumat, 18 November 2011

MENENUN KOSONG PADA ATBM



Maksud dan Tujuan
               Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui nama bagian mesin ATBM, dan fungsi-fungsi peralatan utama pada ATBM,  mengetahui mekanisme / cara kerja ATBM, dapat menenun kosong pada ATBM, dan  dapat menyetel gun dan injakan.

Teori Dasar
               Pada dasarnya mekanisme kerja pada  ATBM maupun mesin tenun yang lainnya  meliputi :
1.   Pembentukan mulut lusi ( shedding motion )
2.   Peluncuran teropong ( picking/filling motion )
3.   Pengetekan ( beating up motion )
4.   Penguluran lusi ( let off motion )
5.   Penggulungan kain ( take off motion)
               Dimana gerakan-gerakan dari nomor 1 - 3 tersebut sebagai gerakan primer/pokok, sedangkan dari nomor 4 – 5 merupakan gerakan sekunder. Sejarah pembuatan kain tenun dimulai dengan ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin ) dengan sumber gerakan menggunakan tangan saja disebut Gedogan dan sumber gerakan menggunakan tangan dan kaki disebut ATBM.
               Terjadinya anyaman pada kain dikarena adanya silangan antara benang lusi dan benang pakan, yaitu ketika gun-gun yang memisahkan benang lusi ganjil dan genap, sebagian dinaikkan atau  sebagian diturunkan secara bergantian sehingga terjadi mulut lusi, kemudian diluncurkan benang pakan melewati mulut lusi tersebut, lalu dilakukan pengetekan.
Bagian-bagian utama pada ATBM yaitu :
1. Rangka ( sifatnya permanen / tetap ) : rangka samping kiri dan kanan, palang-palangnya.
2. Bagian perlengkapan pokok :
a. Pembukaan mulut lusi : injakan gun, rol kerek, tali penghubung injakan dengan gun, tali penghubung rol kerek dengan gun.
b. Peluncuran teropong : laci kiri dan laci kanan (beserta lade), dataran luncur, picker dan kayu-kayu penggerak picker, kayu-kayu pengungkit dan kayu-kayu penghubung, teropong lengkap dengan paletnya.
c. Pengetekan : sisir dan rangka sisir, boom lusi dan boom kain, batang pengerem dan bandul.
3. Bagian perlengkapan tambahan :
Gerakan penggulungan kain (take up device), bangku tenun dan kayu silangan.
   Adapun alat-alat yang disimpan pada mesin ATBM yaitu teropong, paletan dan benang pakan, bangku tenun, kayu silangan dan benang cadangan.

Alat dan Bahan
a. ATBM kosong yang hanya ditambahi perlengkapan berupa kamran

Langkah Kerja
1)     Menunjukkan bagian – bagian peralatan pada ATBM, menggambar ATBM.
2)     Menenun kosong dengan membuat rencana tenun ATBM.
3)     Menyetel gun dan injakan.

Jawaban Pertanyaan
1.  Gambar ATBM dan keterangannya serta kegunaan dari masing- masing bagian peralatan ATBM tersebut yaitu :

           











Keterangan serta kegunaan dari masing-masing bagian peralatan tersebut yaitu :
1.     Kerangka ATBM = merupakan begian utama ATBM dimana semua peralatan bertumpu serta menahan gaya-gaya yang bekerja diatasnya.
2.     Gulungan lusi = kayu bulat panjang memakai 2 piringan dari kayu di kedua ujungnya sebagai penjaga pinggiran lusi yang telah dihani, salah satu ujung diberi lagi 1 piringan dari kayu untuk pengereman lusi yang telah dihani.
3.     Gun / kamran dan mata gun = gun untuk membagi sebagian dari benang-benang lusi dinaikkan ke atas dan sebagian lagi diturunkan ke bawah menjadi mulut lusi, mata gun untuk membuat anyaman dan untuk mencucuk. benang
4.     Rol kerekan = untuk menggantungkan gun-gun, sehingga dapat berperputar yang mengakibatkan naik turunnya gun
5.     Tali gun = mengikat dan menahan gun pada rol kerekan
6.     Injakan = untuk menurunkan dan menaikkan gun/kamran sehingga membentuk mulut lusi
7.     Tali injakan = berfungsi untuk mengikatkan injakan dengan gun
8.     Sisir = untuk mengetek benang pakan yang telah diluncurkan dalam mulut lusi pada proses menenun, mengatur/membatasi jarang atau kerapnya benang-benang lusi menurut kebutuhan kasar atau halusnya kain yang akan atau sedang dibuat. Mensejajarkan lusi, menentukan tetal
9.     Pengetek / pengungkit dengan laci tenunnya = kerangka kayu untuk memegang sisir, terdapat tempat kotak teropong dan tiap kotak teropong terdapat picker, menggerak teropong meluncurkan teropong.
10. Gulungan kain = tempat menggulung hasil kain yang sudah ditenun.
11. Pengungkit lalatan kain = apabila kain yang ditenun sudah banyak dan menghalangi proses pengetekan maka kain tersebut digulung dengan pengungkit ini
12. Gandar rem / tangan rem dan bebannya = mengendorkan lusi apabila kain ini harus dimajukan karena sebagian sudah tertenun menjadi kain untuk digulung pada gulungan kain.
13. Roda dan tali rem = berhubungan langsung dengan gulungan lusi dan apabila ingin mengendorkan lusi, cukup menarik tangannya
14. Tali dan pemukul teropong ( picker ) = alat untuk melontarkan teropong dari kotak satu ke kotak yang lain. Terdiri dari beberapa tongkat dihubungkan sedemikian rupa dengan tali, apabila salah satu tongkat digerakkan dengan mendorong laci tenun ke belakang semua tongkat bergerak dan tongkat terakhir akan menarik tali  picker, sehingga picker tersentak untuk melontarkan teropong.
15. Gandar gosok / belakang = sebagai jalanan lusi supaya rata jalannya dan ketegangannya, diletakkan di belakang alat tenun.
16. Gandar dada = bentuk sama dengan gandar gosok diletakkan di depan, tingginya sama dengan gandar gosok, sebagai jalanan kain sebelumnya digulung pada gulungan kain.
17. Kayu silangan = untuk menjaga agar benang- benang lusi selalu sejajar, untuk memudahkan pencarian benang yang putus dan mencucuknya kembali dalam mata gun sehingga benang –benang lusi tersebut satu sama lain tidak tertukar.
18. Teropong = pengantar benang pakan yang meluncur ke kanan dan ke kiri dari kotak yang satu ke kotak yang lain.
19. Laci teropong = tempat teropong berhenti sebentar pada saat pengetekan.
20. Gigi racet = gigi pada boom tenun untuk menggerakkan boom tenun.

2. Bagaimana mekanisme peluncuran teropong ?
               Mekanisme terjadinya peluncuran teropong yaitu karena terjadinya pukulan dari picker terhadap teropong. Gaya dorong lade ke belakang lalu ke depan  dilakukan  dengan dorongan tangan terhadap lade, diteruskan melalui batang-batang penghubung dengan titik putar ke tali picker. Tali picker inilah yang akan memukul teropong melalui picker dan juga menerima teropong tersebut.

3. Coba ceritakan pendapat anda mengenai ATBM !
               Pendapat saya mengenai ATBM yaitu suatu alat pembuat kain tenun tanpa menggunakan mesin tetapi menggunakan tenaga manusia yaitu tangan dan kaki. Alat ini lebih baik ketimbang alat tenun jenis gedogan. Namun jika manusia itu ahli maka mutu akan baik, namun manusia ahli juga bisa lelah atau cape sehingga kerapatan kain makin jarang dan hasilnya jelek dan mengurangi kualitas kain, selain itu juga produksi sedikit. Sehingga untuk meningkatkan produksi, kualitas dan mengurangi tenaga kerja lebih baik menggunakan ATM ( Alat Tenun Mesin ). Namun untuk produksi kecil ATM sulit untuk dimiliki karena harganya relatif mahal.



Diskusi
               Kita harus dapat memahami mekanisme / cara kerja mesin, nama- nama dan fungsi-fungsi dari  ATBM, langkah penyetelan gun dan injakan. Dalam hal ini faktor-faktor mutu kain dapat ditentukan berdasarkan
A. Keuletan manusia, berpengaruh penting. Apabila orang tersebut ulet atau teliti maka akan menghasilkan kain yang baik, karena apabila ada kelainan pada mesin orang tersebut dapat langsung memperbaikinya  
B. stamina dari si penenun dituntut saat menenun, karena menenun alat ini menggunakan tenaga manusia sedangkan manusia tersebut bisa kelelahan dan apabila si penenun sudah tidak dalam kondisi prima maka akan mempengaruhi mutu kain / tetal kain yang ditenun  
C. Kondisi dari mesin itu sendiri. Berhubung mesin ini masih menggunakan bahan dasar kayu maka kekuatan mesin tidak sekuat apabila menggunakan logam. Kayu dapat lapuk / keropos dengan cepat bila tidak dilakukan perawatan dengan baik




Kesimpulan
               Pembuatan kain tenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin ( ATBM ) merupakan alat pembuat kain tenun konvesional/tradisional dengan mengandalkan tenaga manusia sebagai sumber gerakannya yaitu menggunakan tangan dan kaki. Menenun dengan ATBM bermula dari gerakan ayunan lade ke depan yang diikuti gerakan oleh tali-tali penghubung yang menyambung dengan picker yang akan meluncurkan teropong dan terbentuk benang pakan.







Menyetel Mulut Lusi Anyaman Polos/Plain,

Turunannya Dan Menenunnya


Maksud dan Tujuan

               Untuk membuat anyaman polos/plain, turunannya dan menenunnya dengan membuat rencana tenun dan menyetel mulut lusi pada ATBM.

Teori Dasar

               Terjadinya anyaman  pada tenunan karena terjadinya silangan antara benang-benang lusi dan benang pakan ketika gun-gun membagi benang lusi menjadi dua bagian, sebagian benang lusi dinaikkan dan sebagiannya diturunkan sedemikian sehingga terbentuklah mulut lusi dan melalui mulut lusi inilah benang pakan dilewatkan dan ditinggalkan didalamnya, lalu diketek dan seterusnya.
Syarat mulut lusi yang baik yaitu :
  Bersih artinya saat peluncuran pakan besar sudut tetap.
  Mudah dilalui media peluncur pakan.
  Tidak menimbulkan putus benang.
Penggunaan mulut lusi dapat dibuat dengan 3 cara yaitu :
&  Mulut lusi naik artinya menaikkan sebagian gun dan sebagian gun lain tetap/diam.
&  Mulut lusi turun artinya menurunkan sebagian gun dan sebagian gun lain tetap/diam.
&  Mulut lusi naik turun artinya menaikkan sebagian gun dan menurunkan sebagian gun lainnya.
                   Sebelum melakukan penyetelan mulut lusi kita perlu membuat rencana tenun atau diagram tenun agar kain yang dihasilkan sesuai dengan keinginan kita. Pada saat menenun perlu diperhatikan beberapa hal :
J Menginjak injakan dalam 1 rol tidak boleh dilakukan bersamaan karena membuat benang lusi putus, menginjak injakan dan mengetek jangan dilakukan secara bersamaan.
J Pada saat peluncuran teropong, injakan jangan diganti harus ditahan sebelum teropong masuk ke laci teropong.
J  Teropong harus masuk seluruhnya ke laci teropong.

Alat dan Bahan

ù ATBM berisi benang pada gulungan lusi
ù Teropong dengan isi palet ( benang pakan )

Langkah Kerja
1.     Membuat rencana tenun anyaman polos yang diinginkan yang sesuai dengan ATBM
2.     Menyetel mulut lusi : menyetel cucukan pada sisir, gun, injakan, dan lebar mulut lusi
3.     Menenun kain

Jawaban Pertanyaan
1. Uraikan penyetelan mulut lusi sehingga dapat ditenun
Penyetelan mulut lusi sehingga kain dapat ditenun yaitu :
a.         Jika benang telah dicucuk pada sisir, semua tali pengikat, gun dan kayu silangan dilepas.
b.         Gun dan sisir yang berisi benang ditarik ke depan rol dan sisir diletakkan ditempatnya.
c.         Gun-gun tersebut terpasang pada rol dengan perantaraan tali pembantu.
d.         Kedudukan gun disetel sedemikian rupa sehingga jalannya semua benang lusi sejajar dan rata satu sama lainnya. Kedudukan gun kesamping horizontal. Tinggi benang lusi pada lade 1/3 tinggi sisir.
e.         Gun-gun diikatkan pada injakan dengan perantaraan tali pembantu sesuai dengan rencana tenun yang diinginkan. Tinggi injakan disetel ½ tinggi alur injakan.
f.          Benang lusi dibagi dalam beberapa kelompok, bagian pinggir kiri ke kanan merupakan kelompok paling kecil, makin ketengah makin bertambah.
g.         Tiap kelompok lusi diikatkan pada tali pembantu yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diatur.
h.         Menyamakan tegangan tiap kelompok lusi dengan menarik atau mengendorkan ikatan-ikatan antara tali-tali pembantu tiap-tiap kelompok.
i.           Memasang kayu silangan dengan menginjak salah satu injakan secara bergantian kemudian diikatkan dalam rangkanya.
j.           Memeriksa mulut lusi dengan jalan menginjak salah satu injakan, kemudian lade didorong ke belakang dalam keadaan hampir maksimum sampai memenuhi syarat-syarat mulut lusi yang baik.
k.         Proses menenun dapat dimulai.

2. Gambar rencana tenun untuk anyaman polos dan turunannya dengan cucukan yang terdapat ATBM yang dipakai, sebanyak 3 buah rencana cucukan :




























Diskusi
               Pembuatan rencana tenun merupakan hal yang sangat penting agar dapat mempengaruhi hasil kain tenun yang diinginkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
ý  Pada saat mencucuk harus sesuai dengan rencana tenun yang telah dibuat, karena cucukan akan menghasilkan anyaman kain yang telah direncanakan.
ý  Dalam penyetel mulut lusi harus memenuhi syarat-syaratnya agar pada saat menenun, teropong dapat melewati mulut lusi dengan baik.
ý  Pada saat pengetekan benang pakan harus baik, sehingga tetal pakan yang dihasilkan baik pula.
ý  Usahakan dalam pengetekan konstan sehingga tetal kainnya rata, apabila telah lelah lebih baik berhenti sebentar untuk istirahat. Karena apabila tetal kain yang tidak rata akan mempengaruhi mutu kain.



Kesimpulan
               
Pada saat menenun perlu diperhatikan :
ÿ  Menginjak injakan dalam 1 rol tidak boleh dilakukan bersamaan karena membuat benang lusi putus, menginjak injakan dan mengetek jangan dilakukan secara bersamaan.
ÿ  Pada saat peluncuran teropong, injakan jangan diganti harus ditahan sebelum teropong masuk ke laci teropong.
ÿ   Teropong harus masuk seluruhnya ke laci teropong.
ÿ  Untuk memperoleh anyaman kain yang dihasilkan sesuai dengan keinginan, maka perlu dibuat rencana tenun terlebih dahulu.


Menyetel Mulut Lusi Dengan 4 Gun dan 4 Injakan

 

Maksud dan Tujuan

                Untuk membuat anyaman keper dengan membuat rencana tenun dan menyetel mulut lusinya pada ATBM, dapat menenunnya dengan empat injakan dengan warna pakan sesuai dengan corak lusi.

Teori Dasar
                Mulut lusi adalah ruangan yang terbentuk karena adanya lusi yang naik/turun, diam pada tempatnya terhadap ujung kain ( fell ). Mulut lusi ini dapat diatur dengan beberapa injakan. Injakan-injakan ini dihubungkan dengan menggunakan tali untuk mengikat gun sesuai dengan rencana tenun.
 
Alat dan Bahan
Ë  ATBM berisi benang
Ë  Teropong dengan isi palet (benang pakan)

Langkah Kerja
     Membuat rencana tenun anyaman keper yang diinginkan yang sesuai dengan ATBM dengan empat injakan.
     Menyetel urutan penyetelan mulut lusi : menyetel cucukan pada sisir, gun, injakan.
     Menenunnya.
Jawaban Pertanyaan
1. Buatlah gambar rencana tenun sebanyak mungkin dari ATBM yang kita pakai, sesuai dengan lusi yang telah tercucuk !
Gambar rencana tenun sebanyak mungkin dari ATBM yang kita pakai, sesuai dengan lusi yang telah tercucuk yaitu :


Diskusi
               Pemasangan gun dengan injakan harus sesuai dengan rencana tenun agar tidak salah pengikatannya seperti rencana tenun yang telah dibuat, karena akan mempengaruhi hasil kain pada saat proses pertenunan atau proses dapat terhambat.
               Pada saat mencucuk harus sesuai dengan rencana tenun yang telah dibuat, karena cucukan akan mempengaruhi disain kain yang dihasilkan.
               Dalam menyetel mulut lusi harus benar-benar baik agar pada saat menenun teropong dapat melewati mulut lusi dengan baik.
               Dan pada saat pengetekan benang pakan harus baik, sehingga tetal pakan yang dihasilkan baik pula.

Kesimpulan
                Untuk memperoleh anyaman kain yang dihasilkan sesuai dengan keinginan, maka perlu dibuat rencana tenun terlebih dahulu. Dalam praktikum ini dengan menggunakan 4 gun dan 4 injakan.
Pada saat menenun perlu diperhatikan :
     Menginjak injakan dan mengetek jangan dilakukan secara bersamaan.
     Injakan jangan diganti pada waktu teropong belum masuk ke laci teropong.
     Teropong harus masuk seluruhnya ke laci teropong.



Daftar Pustaka

ü Buku catatan Kuliah Teknologi Pertenunan II
ü ITT.1973. Pedoman Praktikum Pertenunan II
ü R Soekarso Pengantar Ilmu Anyaman Teksil
              


Baca Artikel lainya:

0 comments:

Posting Komentar