Tweet |
Maksud dan Tujuan
Maksud
dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui nama bagian mesin ATBM,
dan fungsi-fungsi peralatan utama pada ATBM,
mengetahui mekanisme / cara kerja ATBM, dapat menenun kosong pada ATBM,
dan dapat menyetel gun dan injakan.
Teori
Dasar
Pada dasarnya mekanisme kerja pada ATBM maupun mesin tenun yang lainnya meliputi :
1. Pembentukan mulut lusi ( shedding motion )
2. Peluncuran teropong ( picking/filling motion
)
3. Pengetekan ( beating up motion )
4. Penguluran lusi ( let off motion )
5. Penggulungan kain ( take off motion)
Dimana
gerakan-gerakan dari nomor 1 - 3 tersebut sebagai gerakan primer/pokok, sedangkan
dari nomor 4 – 5 merupakan gerakan sekunder. Sejarah pembuatan kain tenun dimulai
dengan ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin ) dengan sumber gerakan menggunakan tangan
saja disebut Gedogan dan sumber gerakan menggunakan tangan dan kaki disebut
ATBM.
Terjadinya
anyaman pada kain dikarena adanya silangan antara benang lusi dan benang pakan,
yaitu ketika gun-gun yang memisahkan benang lusi ganjil dan genap, sebagian
dinaikkan atau sebagian diturunkan
secara bergantian sehingga terjadi mulut lusi, kemudian diluncurkan benang
pakan melewati mulut lusi tersebut, lalu dilakukan pengetekan.
Bagian-bagian utama pada ATBM yaitu :
1. Rangka (
sifatnya permanen / tetap ) : rangka samping kiri dan kanan, palang-palangnya.
2. Bagian
perlengkapan pokok :
a. Pembukaan mulut
lusi : injakan gun, rol kerek, tali penghubung injakan dengan gun, tali penghubung
rol kerek dengan gun.
b. Peluncuran
teropong : laci kiri dan laci kanan (beserta lade), dataran luncur, picker dan
kayu-kayu penggerak picker, kayu-kayu pengungkit dan kayu-kayu penghubung,
teropong lengkap dengan paletnya.
c. Pengetekan :
sisir dan rangka sisir, boom lusi dan boom kain, batang pengerem dan bandul.
3. Bagian
perlengkapan tambahan :
Gerakan
penggulungan kain (take up device), bangku tenun dan kayu silangan.
Adapun alat-alat yang disimpan pada mesin
ATBM yaitu teropong, paletan dan benang pakan, bangku tenun, kayu silangan dan
benang cadangan.
Alat dan Bahan
a. ATBM kosong yang hanya ditambahi
perlengkapan berupa kamran
Langkah Kerja
1) Menunjukkan bagian –
bagian peralatan pada ATBM, menggambar ATBM.
2) Menenun kosong dengan
membuat rencana tenun ATBM.
3)
Menyetel gun dan
injakan.
Jawaban
Pertanyaan
1. Gambar ATBM dan keterangannya serta kegunaan
dari masing- masing bagian peralatan ATBM tersebut yaitu :
Keterangan serta kegunaan dari
masing-masing bagian peralatan tersebut yaitu :
1. Kerangka
ATBM = merupakan begian
utama ATBM dimana semua peralatan bertumpu serta menahan gaya-gaya yang bekerja
diatasnya.
2.
Gulungan lusi = kayu bulat panjang memakai 2 piringan
dari kayu di kedua ujungnya sebagai penjaga pinggiran lusi yang telah dihani,
salah satu ujung diberi lagi 1 piringan dari kayu untuk pengereman lusi yang
telah dihani.
3.
Gun / kamran dan mata gun = gun untuk membagi sebagian dari
benang-benang lusi dinaikkan ke atas dan sebagian lagi diturunkan ke bawah
menjadi mulut lusi, mata gun untuk membuat anyaman dan untuk mencucuk. benang
4.
Rol kerekan = untuk menggantungkan gun-gun, sehingga
dapat berperputar yang mengakibatkan naik turunnya gun
5. Tali gun = mengikat dan menahan gun pada rol kerekan
6. Injakan = untuk menurunkan dan menaikkan gun/kamran sehingga
membentuk mulut lusi
7. Tali injakan = berfungsi untuk mengikatkan injakan
dengan gun
8.
Sisir = untuk
mengetek benang pakan yang telah diluncurkan dalam mulut lusi pada proses
menenun, mengatur/membatasi jarang atau kerapnya benang-benang lusi menurut
kebutuhan kasar atau halusnya kain yang akan atau sedang dibuat. Mensejajarkan lusi, menentukan tetal
9.
Pengetek / pengungkit dengan laci tenunnya = kerangka kayu untuk memegang sisir,
terdapat tempat kotak teropong dan tiap kotak teropong terdapat picker,
menggerak teropong meluncurkan teropong.
10. Gulungan
kain = tempat
menggulung hasil kain yang sudah ditenun.
11. Pengungkit
lalatan kain = apabila
kain yang ditenun sudah banyak dan menghalangi proses pengetekan maka kain
tersebut digulung dengan pengungkit ini
12. Gandar
rem / tangan rem dan bebannya
= mengendorkan lusi apabila kain ini harus dimajukan karena sebagian sudah
tertenun menjadi kain untuk digulung pada gulungan kain.
13. Roda dan tali rem = berhubungan
langsung dengan gulungan lusi dan apabila ingin mengendorkan lusi, cukup
menarik tangannya
14. Tali dan pemukul teropong ( picker ) = alat
untuk melontarkan teropong dari kotak satu ke kotak yang lain. Terdiri dari
beberapa tongkat dihubungkan sedemikian rupa dengan tali, apabila salah satu
tongkat digerakkan dengan mendorong laci tenun ke belakang semua tongkat
bergerak dan tongkat terakhir akan menarik tali
picker, sehingga picker tersentak untuk melontarkan teropong.
15. Gandar gosok / belakang = sebagai jalanan
lusi supaya rata jalannya dan ketegangannya, diletakkan di belakang alat tenun.
16. Gandar dada = bentuk sama dengan gandar gosok
diletakkan di depan, tingginya sama dengan gandar gosok, sebagai jalanan kain
sebelumnya digulung pada gulungan kain.
17. Kayu silangan = untuk menjaga agar benang- benang
lusi selalu sejajar, untuk memudahkan pencarian benang yang putus dan
mencucuknya kembali dalam mata gun sehingga benang –benang lusi tersebut satu
sama lain tidak tertukar.
18. Teropong = pengantar benang pakan yang meluncur ke kanan dan ke
kiri dari kotak yang satu ke kotak yang lain.
19. Laci
teropong = tempat
teropong berhenti sebentar pada saat pengetekan.
20. Gigi
racet = gigi pada boom
tenun untuk menggerakkan boom tenun.
2. Bagaimana mekanisme
peluncuran teropong ?
Mekanisme
terjadinya peluncuran teropong yaitu karena terjadinya pukulan dari picker
terhadap teropong. Gaya
dorong lade ke belakang lalu ke depan
dilakukan dengan dorongan tangan
terhadap lade, diteruskan melalui batang-batang penghubung dengan titik putar
ke tali picker. Tali picker inilah yang akan memukul teropong melalui picker
dan juga menerima teropong tersebut.
3. Coba ceritakan
pendapat anda mengenai ATBM !
Pendapat
saya mengenai ATBM yaitu suatu alat pembuat kain tenun tanpa menggunakan mesin
tetapi menggunakan tenaga manusia yaitu tangan dan kaki. Alat ini lebih baik
ketimbang alat tenun jenis gedogan. Namun jika manusia itu ahli maka mutu akan
baik, namun manusia ahli juga bisa lelah atau cape sehingga kerapatan kain
makin jarang dan hasilnya jelek dan mengurangi kualitas kain, selain itu juga
produksi sedikit. Sehingga untuk meningkatkan produksi, kualitas dan mengurangi
tenaga kerja lebih baik menggunakan ATM ( Alat Tenun Mesin ). Namun untuk
produksi kecil ATM sulit untuk dimiliki karena harganya relatif mahal.
Diskusi
Kita
harus dapat memahami mekanisme / cara kerja mesin, nama- nama dan fungsi-fungsi
dari ATBM, langkah penyetelan gun dan
injakan. Dalam hal ini faktor-faktor mutu kain dapat ditentukan berdasarkan
A. Keuletan manusia, berpengaruh penting. Apabila orang
tersebut ulet atau teliti maka akan menghasilkan kain yang baik, karena apabila
ada kelainan pada mesin orang tersebut dapat langsung memperbaikinya
B. stamina dari si penenun dituntut saat menenun, karena
menenun alat ini menggunakan tenaga manusia sedangkan manusia tersebut bisa
kelelahan dan apabila si penenun sudah tidak dalam kondisi prima maka akan
mempengaruhi mutu kain / tetal kain yang ditenun
C. Kondisi dari mesin itu
sendiri. Berhubung mesin ini masih menggunakan bahan dasar kayu maka kekuatan
mesin tidak sekuat apabila menggunakan logam. Kayu dapat lapuk / keropos dengan
cepat bila tidak dilakukan perawatan dengan baik
Kesimpulan
Pembuatan
kain tenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin ( ATBM ) merupakan alat pembuat kain
tenun konvesional/tradisional dengan mengandalkan tenaga manusia sebagai sumber
gerakannya yaitu menggunakan tangan dan kaki. Menenun dengan ATBM bermula dari
gerakan ayunan lade ke depan yang diikuti gerakan oleh tali-tali penghubung
yang menyambung dengan picker yang akan meluncurkan teropong dan terbentuk
benang pakan.
Menyetel Mulut Lusi Anyaman Polos/Plain,
Turunannya Dan Menenunnya
Maksud dan Tujuan
Untuk
membuat anyaman polos/plain, turunannya dan menenunnya dengan membuat rencana
tenun dan menyetel mulut lusi pada ATBM.
Teori Dasar
Terjadinya anyaman
pada tenunan karena terjadinya silangan antara benang-benang lusi dan
benang pakan ketika gun-gun membagi benang lusi menjadi dua bagian, sebagian
benang lusi dinaikkan dan sebagiannya diturunkan sedemikian sehingga
terbentuklah mulut lusi dan melalui mulut lusi inilah benang pakan dilewatkan
dan ditinggalkan didalamnya, lalu diketek dan seterusnya.
Syarat mulut lusi yang baik yaitu :
Bersih
artinya saat peluncuran pakan besar sudut tetap.
Mudah
dilalui media peluncur pakan.
Tidak
menimbulkan putus benang.
Penggunaan mulut lusi dapat dibuat dengan 3 cara yaitu :
& Mulut lusi naik artinya menaikkan sebagian gun dan sebagian
gun lain tetap/diam.
& Mulut lusi turun artinya menurunkan sebagian gun dan
sebagian gun lain tetap/diam.
& Mulut lusi naik turun artinya menaikkan sebagian gun dan
menurunkan sebagian gun lainnya.
Sebelum melakukan penyetelan
mulut lusi kita perlu membuat rencana tenun atau diagram tenun agar kain yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan kita. Pada
saat menenun perlu diperhatikan beberapa hal :
J Menginjak injakan dalam 1
rol tidak boleh dilakukan bersamaan karena membuat benang lusi putus, menginjak
injakan dan mengetek jangan dilakukan secara bersamaan.
J Pada saat peluncuran teropong, injakan jangan diganti harus
ditahan sebelum teropong masuk ke laci teropong.
J Teropong harus masuk
seluruhnya ke laci teropong.
Alat dan Bahan
ù ATBM berisi benang pada
gulungan lusi
ù Teropong dengan isi palet
( benang pakan )
Langkah Kerja
1.
Membuat rencana tenun
anyaman polos yang diinginkan yang sesuai dengan ATBM
2.
Menyetel mulut lusi :
menyetel cucukan pada sisir, gun, injakan, dan lebar mulut lusi
3.
Menenun kain
Jawaban Pertanyaan
1. Uraikan penyetelan
mulut lusi sehingga dapat ditenun
Penyetelan mulut
lusi sehingga kain dapat ditenun yaitu :
a.
Jika
benang telah dicucuk pada sisir, semua tali pengikat, gun dan kayu silangan
dilepas.
b.
Gun
dan sisir yang berisi benang ditarik ke depan rol dan sisir diletakkan
ditempatnya.
c.
Gun-gun
tersebut terpasang pada rol dengan perantaraan tali pembantu.
d.
Kedudukan
gun disetel sedemikian rupa sehingga jalannya semua benang lusi sejajar dan
rata satu sama lainnya. Kedudukan gun kesamping horizontal. Tinggi benang lusi
pada lade 1/3 tinggi sisir.
e.
Gun-gun
diikatkan pada injakan dengan perantaraan tali pembantu sesuai dengan rencana
tenun yang diinginkan. Tinggi injakan disetel ½ tinggi alur injakan.
f.
Benang
lusi dibagi dalam beberapa kelompok, bagian pinggir kiri ke kanan merupakan
kelompok paling kecil, makin ketengah makin bertambah.
g.
Tiap
kelompok lusi diikatkan pada tali pembantu yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga dapat diatur.
h.
Menyamakan
tegangan tiap kelompok lusi dengan menarik atau mengendorkan ikatan-ikatan
antara tali-tali pembantu tiap-tiap kelompok.
i.
Memasang
kayu silangan dengan menginjak salah satu injakan secara bergantian kemudian
diikatkan dalam rangkanya.
j.
Memeriksa
mulut lusi dengan jalan menginjak salah satu injakan, kemudian lade didorong ke
belakang dalam keadaan hampir maksimum sampai memenuhi syarat-syarat mulut lusi yang baik.
k.
Proses
menenun dapat dimulai.
2. Gambar rencana tenun
untuk anyaman polos dan turunannya dengan cucukan yang terdapat ATBM yang
dipakai, sebanyak 3 buah rencana cucukan :
Diskusi
Pembuatan rencana tenun merupakan
hal yang sangat penting agar dapat mempengaruhi hasil kain tenun yang
diinginkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
ý
Pada
saat mencucuk harus sesuai dengan rencana tenun yang telah dibuat, karena
cucukan akan menghasilkan anyaman kain yang telah direncanakan.
ý
Dalam
penyetel mulut lusi harus memenuhi syarat-syaratnya agar pada saat menenun,
teropong dapat melewati mulut lusi dengan baik.
ý
Pada
saat pengetekan benang pakan harus baik, sehingga tetal pakan yang dihasilkan
baik pula.
ý
Usahakan
dalam pengetekan konstan sehingga tetal kainnya rata, apabila telah lelah lebih
baik berhenti sebentar untuk istirahat. Karena apabila tetal kain yang tidak
rata akan mempengaruhi mutu kain.
Kesimpulan
Pada saat menenun
perlu diperhatikan :
ÿ Menginjak injakan dalam 1
rol tidak boleh dilakukan bersamaan karena membuat benang lusi putus, menginjak
injakan dan mengetek jangan dilakukan secara bersamaan.
ÿ Pada saat peluncuran teropong, injakan jangan diganti harus
ditahan sebelum teropong masuk ke laci teropong.
ÿ Teropong harus masuk
seluruhnya ke laci teropong.
ÿ Untuk memperoleh anyaman kain yang dihasilkan sesuai dengan
keinginan, maka perlu dibuat rencana tenun terlebih dahulu.
Menyetel Mulut Lusi Dengan 4 Gun dan 4 Injakan
Maksud dan Tujuan
Untuk
membuat anyaman keper dengan membuat rencana tenun dan menyetel mulut lusinya
pada ATBM, dapat menenunnya dengan empat injakan dengan warna pakan sesuai
dengan corak lusi.
Teori
Dasar
Mulut lusi adalah ruangan yang terbentuk karena
adanya lusi yang naik/turun, diam pada tempatnya terhadap ujung kain ( fell ).
Mulut lusi ini dapat diatur dengan beberapa injakan. Injakan-injakan ini
dihubungkan dengan menggunakan tali untuk mengikat gun sesuai dengan rencana
tenun.
Alat
dan Bahan
Ë ATBM berisi benang
Ë Teropong dengan isi palet
(benang pakan)
Langkah
Kerja
♞ Membuat rencana tenun anyaman keper yang diinginkan yang
sesuai dengan ATBM dengan empat injakan.
♞ Menyetel urutan penyetelan mulut lusi : menyetel cucukan
pada sisir, gun, injakan.
♞ Menenunnya.
Jawaban
Pertanyaan
1. Buatlah gambar
rencana tenun sebanyak mungkin dari ATBM yang kita pakai, sesuai dengan lusi
yang telah tercucuk !
Gambar rencana tenun sebanyak mungkin dari ATBM yang kita
pakai, sesuai dengan lusi yang telah tercucuk yaitu :
Diskusi
Pemasangan gun dengan injakan
harus sesuai dengan rencana tenun agar tidak salah pengikatannya seperti
rencana tenun yang telah dibuat, karena akan mempengaruhi hasil kain pada saat
proses pertenunan atau proses dapat terhambat.
Pada saat mencucuk harus sesuai
dengan rencana tenun yang telah dibuat, karena cucukan akan mempengaruhi disain
kain yang dihasilkan.
Dalam menyetel mulut lusi harus
benar-benar baik agar pada saat menenun teropong dapat melewati mulut lusi
dengan baik.
Dan pada saat pengetekan benang
pakan harus baik, sehingga tetal pakan yang dihasilkan baik pula.
Kesimpulan
Untuk
memperoleh anyaman kain yang dihasilkan sesuai dengan keinginan, maka perlu
dibuat rencana tenun terlebih dahulu. Dalam praktikum ini dengan menggunakan 4 gun dan 4
injakan.
Pada saat menenun
perlu diperhatikan :
♛
Menginjak injakan dan mengetek jangan dilakukan secara
bersamaan.
♛
Injakan jangan diganti pada waktu teropong belum masuk ke
laci teropong.
♛ Teropong harus masuk seluruhnya ke laci teropong.
Daftar
Pustaka
ü Buku catatan Kuliah
Teknologi Pertenunan II
ü ITT.1973. Pedoman Praktikum Pertenunan II
ü R Soekarso Pengantar Ilmu
Anyaman Teksil
0 comments:
Posting Komentar